Khalid Mishal, Kepala Biro Politik Hamas di luar negeri, menegaskan, hanya rakyat Palestina yang berhak memerintah tanahnya. Dia menolak segala upaya untuk memaksakan sistem politik asing atau melucuti senjata pejuang Palestina di bawah pendudukan Israel.

Pernyataan Mashal disampaikan dalam acara penyambutan para tahanan Palestina yang diasingkan ke luar negeri, yang digelar di Mesir. Dalam pidato video yang dipublikasikan Hamas melalui Telegram pada Minggu malam, ia menegaskan bahwa Gaza dan Tepi Barat hanya milik penduduknya, dan rakyat Palestina tidak akan dipaksa meninggalkan tanah airnya atau menggantinya dengan wilayah lain.

Mashal juga menegaskan bahwa senjata perlawanan tidak akan diserahkan selama pendudukan Israel masih bercokol di tanah Palestina. Menurutnya, perjuangan bersenjata adalah satu-satunya cara untuk merebut kembali hak-hak yang dirampas.

Ia memperingatkan bahwa Gaza menghadapi ancaman besar berupa upaya kelaparan massal untuk memaksa warganya melakukan migrasi paksa. Ia menilai bahwa konspirasi ini tidak hanya menargetkan Gaza, tetapi juga mencakup Tepi Barat serta mengancam stabilitas kawasan, termasuk Mesir, Yordania, dan negara-negara Arab lainnya.

Mashal mengapresiasi sikap negara-negara Arab yang menolak pengusiran paksa warga Palestina dan memuji keputusan Liga Arab yang baru-baru ini menegaskan penolakan terhadap segala bentuk pemindahan paksa rakyat Palestina serta mendukung rekonstruksi Gaza berdasarkan rencana Mesir.

Seruan Persatuan

Terkait situasi internal Palestina, Mashal menekankan pentingnya persatuan nasional dalam menghadapi tantangan saat ini. Ia menegaskan bahwa kemenangan Palestina hanya dapat diraih melalui persatuan rakyatnya.

Mashal menyerukan kepada seluruh faksi Palestina untuk bersatu dan bekerja sama dalam menghadapi pendudukan dengan satu sikap yang solid, tanpa terpecah oleh perbedaan politik. Ia menambahkan, “Kita ingin menang bersama, berjuang bersama, kembali ke tanah air bersama, dan menentukan masa depan Palestina dengan keputusan yang berasal dari rakyat Palestina, dunia Arab, dan dunia Islam, serta didukung oleh umat dan para pembela keadilan di dunia.”

Ia menegaskan bahwa hanya rakyat Palestina yang berhak menentukan nasibnya, dan setiap langkah politik harus berdasarkan keputusan nasional Palestina yang murni.

Mashal menutup pidatonya dengan menyerukan keteguhan dan perlawanan yang berkelanjutan, serta memperingatkan bahwa konspirasi terhadap Gaza dan Palestina tidak akan berhenti. Namun, ia meyakini bahwa selama rakyat Palestina tetap teguh dalam mempertahankan tanah, persatuan, dan perlawanan mereka, rencana-rencana tersebut tidak akan berhasil.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here