Spirit of Aqsa, Palestina- Klub sepak bola Jerman, Mainz, menskors penyerang internasional Belanda asal Maroko, Anwar Al Ghazi, karena posisinya dalam mendukung Palestina. Al-Ghazi bergabung dari PSV Eindhoven ke Mainz pada bursa transfer musim panas lalu dengan kontrak dua tahun.
Mainz dalam mengatakan dalam pernyataan resmi bahwa klub “mengeluarkan Anwar Al-Ghazi dari latihan dan pertandingan. Ini adalah tanggapan atas postingan yang telah dihapus, setelah pemain berusia 28 tahun itu mempublikasikannya di media sosial pada Minggu malam.”
Dalam sebuah postingan di instagram, Al-Ghazi mengatakan, “Ini bukan perang. Ketika satu pihak memutus aliran air, makanan, dan listrik ke pihak lain, ini bukanlah perang. Ketika satu pihak memiliki senjata nuklir, maka hal ini tidak akan terjadi. Ini bukan perang.”
“Ketika satu pihak didanai dengan miliaran dolar, ini bukanlah perang. Ketika satu pihak menggunakan kecerdasan buatan untuk menyebarkan informasi palsu tentang pihak lain, ini bukanlah perang. Ini bukan konflik dan ini adalah bukan perang. Apa yang kita saksikan secara langsung sekarang adalah genosida dan pemusnahan massal.”
“Dari sungai hingga laut, Palestina akan merdeka.” Tulis Al-Ghazi.
Dengan postingan yang dikeluarkan oleh mantan pemain Ajax, Lille Prancis, Aston Villa, dan Everton, Inggris ini, “Al-Ghazi mengambil sikap terkait konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah, dan ini tidak dapat diterima oleh klub,” menurut Mainz .
Klub mengatakan, “Keputusan (untuk menghentikan El Ghazi) didahului dengan diskusi rinci antara dewan direksi dan pemain. Mainz menghormati fakta bahwa ada perbedaan pandangan mengenai konflik kompleks yang telah berlangsung selama puluhan tahun di wilayah Timur Tengah. Namun, yang jelas pihak klub menjauhkan diri dari isi postingan tersebut karena tidak mencerminkan nilai-nilai klub kami.”
Pada 7 Oktober, pejuang Palestina melancarkan Operasi Taufan Al-Aqsa, dan sejak itu zionis Israel melancarkan serangan besar-besaran di Jalur Gaza. Serangan itu menyebabkan ribuan orang mati syahid dan terluka serta meninggalkan kehancuran luas di Jalur Gaza.
Sumber: Al Jazeera