Serangan brutal militer Israel di Jalur Gaza kembali menelan korban jiwa, Selasa (16/4). Sedikitnya 15 warga Palestina dilaporkan syahid sejak fajar akibat rentetan serangan udara dan artileri yang menargetkan tenda-tenda pengungsi, permukiman warga, hingga rumah sakit.
Di Khan Younis, empat warga syahid dalam serangan udara yang menghantam tenda pengungsian di barat kota, sementara satu tenaga medis syahid dan beberapa lainnya terluka akibat serangan ke gerbang Rumah Sakit Medis Kuwait.
Di waktu yang sama, militer Israel meledakkan tiga bangunan dan melancarkan tembakan artileri ke utara Rafah, selatan Gaza. Di wilayah tengah, satu warga syahid dan beberapa lainnya terluka setelah dua roket menghantam apartemen yang berada di depan Rumah Sakit Syuhada al-Aqsa di Deir al-Balah, menyebabkan kerusakan parah termasuk pada jendela rumah sakit.
Jet tempur Israel juga menggempur tenda pengungsi di Beit Lahiya, Gaza Utara, menewaskan dua orang. Serangan lain menyasar rumah di kawasan Sheikh Radwan dan sebuah drone menghantam lingkungan Shujaiyah di timur Kota Gaza, menewaskan satu orang dan melukai sejumlah lainnya.
Kementerian Kesehatan Gaza mengutuk keras pengeboman terhadap fasilitas medis, menyebut serangan itu sebagai bentuk sabotase sistematis terhadap layanan kesehatan dan penanganan korban luka. Mereka mendesak lembaga internasional segera bertindak untuk melindungi rumah sakit dan tenaga medis.
Hingga hari ini, jumlah korban jiwa akibat agresi Israel sejak 7 Oktober 2023 telah mencapai 51 ribu orang dan lebih dari 116 ribu lainnya terluka, menurut data resmi otoritas kesehatan Gaza. Kantor Koordinasi Kemanusiaan PBB memperingatkan bahwa krisis kemanusiaan di Gaza kini berada di titik terburuk sejak 18 bulan terakhir.
Israel dilaporkan telah memblokade total masuknya bantuan selama 45 hari terakhir—periode terpanjang sejak perang dimulai. Sejak agresi militer dilanjutkan kembali pada 18 Maret, lebih dari 1.630 warga Palestina dilaporkan syahid dan 4.300 lainnya terluka.