Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menyeru kepada rakyat di dunia Arab, negara-negara Muslim, dan para pejuang keadilan di seluruh dunia untuk turun ke jalan guna menolak kelanjutan perang genosida Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza.

Seruan ini disampaikan dalam pernyataan resmi Hamas pada Selasa dini hari, setelah Israel kembali melancarkan agresi besar-besaran ke Gaza melalui serangkaian serangan udara yang menyebabkan lebih dari 300 warga syahid, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

Dalam pernyataannya, Hamas menegaskan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pemerintahannya telah melanjutkan perang genosida terhadap warga sipil tak bersenjata di Gaza dengan membatalkan kesepakatan gencatan senjata yang telah berlaku sejak 19 Januari lalu.

Hamas menyatakan, “Netanyahu dan pemerintahannya yang bersifat Nazi melanjutkan agresi dan perang pemusnahan terhadap warga sipil di Gaza. Mereka secara sadar membatalkan gencatan senjata dan membiarkan para tahanan di Gaza menghadapi nasib yang tidak pasti.”

Hamas juga menegaskan bahwa Netanyahu dan pemerintahannya bertanggung jawab penuh atas dampak dari agresi brutal ini terhadap Gaza dan rakyat Palestina, yang kini menghadapi kebrutalan perang serta kebijakan kelaparan sistematis sejak 2 Maret lalu akibat blokade Israel terhadap bantuan kemanusiaan.

Hamas meminta para mediator internasional untuk menuntut pertanggungjawaban penuh dari Netanyahu dan pemerintahannya atas pelanggaran serta pembatalan kesepakatan gencatan senjata. Hamas juga mendesak PBB dan Dewan Keamanan untuk segera mengadakan pertemuan darurat guna menghentikan agresi Israel.

“Tidak Akan Memberi Keunggulan”

Sementara itu, Jihad Islam Palestina menegaskan bahwa “pengumuman Netanyahu untuk melanjutkan agresi di Gaza merupakan upaya yang disengaja untuk menambah jumlah pembantaian.”

Gerakan tersebut menegaskan bahwa Netanyahu telah dengan sengaja menggagalkan semua upaya untuk mencapai gencatan senjata, dan menegaskan bahwa agresi baru ini “tidak akan memberi keuntungan bagi Israel, baik di medan pertempuran maupun dalam perundingan.”

Di sisi lain, Front Populer untuk Pembebasan Palestina menegaskan bahwa “Israel telah melakukan kejahatan dan pembantaian di Gaza berdasarkan rencana yang telah disusun sebelumnya sebagai bagian dari perang genosida besar-besaran.”

Gerakan tersebut juga menyerukan semua pihak internasional untuk segera bertindak guna menghentikan perang pemusnahan di Gaza.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here