Spirit of Aqsa, Palestina – Tokoh pejuang Palestina di Gaza, Mohamad Hamadah, menilai generasi muda di Tepi Barat mewarisi semangat perlawanan para pejuang Palestina. Mereka terus melakukan perlawanan untuk mempertahankan kesucian Masjid Al-Aqsa.

“Bangsa Palestina berhak melakukan semua jenis perlawanan, termasuk perlawanan bersenjata. Pihak dunia Arab dan Islam terus membongkar kejahatan penjajah dan kelompok zionis, serta menghentikan arogansi Israel,” kata Hamadah,  dikutip laman Palinfo, Rabu (5/1).

Hamadah menegaskan,  perlawanan bersenjata bukan satu-satunya di lapangan, namun semua bentuk perlawanan tak banyak bermanfaat tanpa perlawanan bersenjata.

Semua bentuk perlawanan masih terbuka, dengan segenap kemampuan, termasuk perlawanan bersenjata hingga perlawanan damai, bersiaga di pelataran Masjidil Aqsha, dan gigih mempertahankan kawasan Silwan dan Syekh Jarrah, namun puncak dari perlawanan ini adalah perlawanan bersenjata, ujar Hamadah.

Kesaksian sejarah dan revolusi Palestina menegaskan bahwa perlawanan bersenjata mampu memaksa musuh untuk menghentikan kejahatannya. Saat Intifadah Al-Aqsha, penjajah mengosongkan sejumlah kota besar, dan tak hanya cluster permukiman saja, dimana sejumlah permukiman menjadi sasaran penembakan, operasi syahid dan penyerbuan.

Bara Perlawanan Berkobar

Hamadah menyebutkan, arogansi kelompok zionis terus berlanjut, hal ini disebabkan hilangnya perlawanan bersenjata, yang dipersempit dengan segala cara, terutama kordinasi keamanan dan kebijakan penjajah terhadap hak perlawanan dan para pejuang perlawanan di Tepi Barat.

Namun bara perlawanan tetap membara di benak rakyat Palestina, dan tidak akan padam meski sesaat. Perlawanan yang dilakukan warga di Barqah, Beita, Jaba, Sebastia, Jabal Shabih, Syekh Jarrah, Isawiya menegaskan bahwa bangsa Palestina mewarisi semangat revolusioner dan perlawanan dari generasi ke generasi.

Hamadah menegaskan, kondisi di Barqah akan terulang di setiap desa dimana kelompok zionis melakukan kejahatan, dan aksi penolakan terhadap kejahatan sebenarnya bersumber dari kesiapan rakyat untuk melawan penjajah, dan memukul mundur kelompok zionis, serta mencegah mereka melanjutkan kejahatannya.

Permukiman zionis akan hancur, kami tak akan membiarkan mereka terus melakukan infiltrasi di Tepi Barat dan Al-Quds, pesan-psan bangsa Palestina sangat jelas, saat terjadi eskalasi maka kami hadir untuk melawannya, lanjut Hamadah.

Al-Quds Dalam Bahaya

Terkait kondisi di Al-Quds, Hamadah mengatakan, “Semua warga di Al-Quds menjadi target, muslim maupun kristen, mereka di sana mengarungi pertempuran yang tak diliput kamera, terjadi pembantaian setiap harinya untuk mengusir mereka dari wilayah Al-Quds.”

Warga Al-Quds terus bersabar, mereka menolak menukar Al-Quds dengan wilayah lainnya. Seruan disampaikan kepada segenap bangsa Arab dan kaum muslimin, untuk menjadi benteng penghalang normalisasi, yang membuat penjajah zionis makin berani melanjutkan kejahatannya terhadap warga Palestina.

Di saat penjajah zionis melakukan kejahatan besarnya di kawasan syekh Jarrah, ada sejumlah delegai zionis yang mengunjungi beberapa negara Arab, dan duduk bersama pada pemimpin Arab, ungkap

Dia menegaska, Al-Aqsha berada dalam bahaya nyata, sehingga setiap orang harus membelanya dengan semua yang dimiliki, mereka yang tidak membela Al-Quds hari ini, akan terhina di kemudian hari. Al-Quds tak akan tunduk, kegigihan warganya sangat melegenda, dan akan tetap seperti itu. 

Menutup pernyataannya, Hamadah mengatakan, “Kepada segenap warga Palestina, ayo kita turun ke jalan, meninggikan suara Al-Quds dan Tepi Barat, membongkar kejahatan zionis dan pembantaian kolektif yang dilakukan teroris zionis di Tepi Barat dan Al-Quds. Dan sudah seharusnya pihak-pihak resmi menyuarakan hal ini di forum-forum internasional dan menggalang dukungan internasional untuk keadilan bangsa Palestina.

Wilayah Tepi Barat dan Al-Quds menjadi sasaran tindakan brutal kelompok zionis yang dilindungi pasukan kepolisian Israel, mereka melakukan pembakaran, pengrusakan, penembakan, penabrakan, dan dihadapi dengan gigih oleh para pemuda Palestina dengan dada terbuka dan perlengkapan apa adanya, menghadapi kejahatan penjajah yang didengar dan dilihat oleh dunia internasional. (Palinfo)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here