Spirit of Aqsa | Gaza – Ikatan Ulama Palestina menggelar aksi di Jalur Gaza, Senin (26/4) untuk mengutuk pelecehan yang dilakukan Prancis terhadap Islam dan kaum muslimin.
Aksi ini diikuti sejumlah tokoh dan para ulama serta para pejabat dan walikota juga berpartisipasi. Mereka mengibarkan spanduk yang berisi pembelaan mereka terhadap Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam yang telah dihina dan dilecehkan oleh presiden Perancis dan masyarakatnya.
Mufti Khan Yunis, Ihsan Ashour dalam aksinya mengatakan, “Menghina Islam dan Rasul tidak akan membawa stabilitas dan keamanan bagi negara-negaranya”
Ashour menekankan, menghina agama dan nabi adalah kejahatan rasisme dan kebencian terhadap agama Islam dan pemeluknya. Kelanjutan dari perilaku ini akan menyebarkan kebencian dan kekerasan di antara masyarakat.
Dia menyerukan umat Islam untuk membela agama mereka sesuai dengan metode dan cara yang sah sesuai dengan literatur dan ajaran Islam, dengan cara yang tidak merusak citra cemerlang dari agama yang benar ini, ungkapnya.
Mufti provinsi ini menuntut pemboikotan barang-barang Prancis, sebagai bentuk reaksi atas pelanggaran ini.
Prancis selama ini diwarnai perdebatan tentang pernyataan sebagian besar politisi yang menargetkan Islam dan Muslim, menyususl pembunuhan terhadap seorang guru pada 16 Oktober.
Dan pada hari Rabu kemarin, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dalam konferensi pers bahwa negaranya tidak akan meninggalkan “kartun” milik majalah Prancis Charlie Hebdo yang diterbitkan di beberapa kota Prancis, termasuk Toulouse dan Montpellier (selatan).
Setelah pernyataan Macron, sebuah kampanye diluncurkan di beberapa negara Arab untuk memboikot produk Prancis, karena menyaksikan interaksi hebat dari para pelopor platform media sosial. (PIC)