Al Jazeera melaporkan terjadi bentrokan antara pejuang Palestina dan pasukan pendudukan di kota Tammun, selatan Tubas, dalam rangka operasi “Tembok Besi” yang memasuki hari ke-14. Ini terjadi sehari setelah penghancuran seluruh lingkungan di Kamp Jenin, sementara kepala staf pendudukan yang baru mengancam rakyat Palestina dengan kutipan dari Taurat.
Sumber juga mengungkapkan bahwa dalam beberapa jam terakhir, pasukan pendudukan melakukan operasi penangkapan di Tammun sebagai bagian dari serangan militernya.
Sementara itu, Brigade Al-Aqsa – Pemuda Pembalasan dan Pembebasan mengklaim telah menjebak sekelompok tentara pendudukan dalam penyergapan ketat di Kamp Al-Far’a, Tubas. Mereka meledakkan bom berkekuatan tinggi yang diikuti dengan tembakan intens, mengakibatkan korban di pihak musuh.
Penghancuran Massal di Kamp Jenin
Di Jenin, pasukan pendudukan Israel pada Ahad (4/2/2025) menghancurkan empat lingkungan di Kamp Jenin, meledakkan bangunan di Haret al-Damj, Al-Hawashin, Jalan Mahyoub, dan sekitar Masjid Al-Asir. Penghancuran ini terjadi bersamaan dengan pengumuman perluasan operasi militer mereka di utara Tepi Barat.
Sumber lokal Al Jazeera melaporkan bahwa pasukan pendudukan membawa sejumlah besar bahan peledak ke kamp untuk menghancurkan rumah-rumah setelah memaksa penduduk mengungsi selama beberapa hari terakhir. Selain itu, mereka juga meratakan rumah, membuka jalan baru di dalam kamp, serta mengubah puluhan rumah menjadi barak militer, dengan kehadiran militer yang luas di seluruh wilayah Jenin.
Gubernur kota Kamil Abu Roub mengatakan kepada Anadolu bahwa pemboman besar-besaran di Kamp Jenin ini adalah yang pertama sejak 2002, ketika lingkungan kamp juga dihancurkan dalam pertempuran saat itu.
Di tengah eskalasi ini, pasukan Israel mengancam akan mengebom sebuah gedung di Kota Jenin, hanya beberapa jam setelah meledakkan 21 rumah di kamp.
Kantor Berita Palestina WAFA melaporkan bahwa pasukan Israel telah memberi tahu keluarga Qusay Al-Saadi tentang niat mereka untuk mengebom rumah mereka di lingkungan timur Jenin, jika Qusay tidak menyerahkan diri dengan alasan dia adalah orang yang dicari oleh Israel.
Sementara itu, Brigade Saraya Al-Quds – Batalion Jenin mengumumkan bahwa pejuangnya di Sili Al-Harithiya berhasil meledakkan bom yang menargetkan kendaraan militer Israel yang menyerbu kota tersebut.
Serangan di Wilayah Lain di Tepi Barat
Sumber Al Jazeera melaporkan bahwa pasukan pendudukan juga menyerbu Kota Halhul di utara Hebron dan lingkungan Kafr Aqab di utara Al-Quds yang diduduki.
Di tempat lain, pasukan Israel menyerang kota Shuqba di barat Ramallah dengan tembakan dan gas air mata, serta menggerebek sebuah rumah dan melakukan penangkapan sebagai bagian dari operasi militernya di Tammun.
Sementara itu, operasi militer Israel di Tulkarm telah memasuki hari ketujuh, dengan kehadiran luas tentara di berbagai bagian kota dan kampnya.
Foto eksklusif yang diperoleh Al Jazeera menunjukkan pergerakan tentara Israel di jalan-jalan kota serta serangan kendaraan militer terhadap pedagang sayur di pasar.
Menurut sumber lokal, tentara Israel memaksa warga untuk meninggalkan rumah mereka dan mengubahnya menjadi barak militer.
Ancaman Kepala Staf Israel
Sehari setelah diangkat sebagai Kepala Staf, Eyal Zamir pada Minggu (4/2) mengancam akan terus memerangi rakyat Palestina dengan mengutip ayat dari Taurat.
Dalam konferensi pers Kementerian Pertahanan di Tel Aviv, Zamir—yang secara resmi akan mulai menjabat pada Maret mendatang—menyatakan bahwa “2025 akan menjadi tahun penuh pertempuran dan tantangan militer.”
Dengan nada mengancam, Zamir mengutip Taurat: “Aku akan mengejar musuhku dan menangkap mereka, dan aku tidak akan kembali sampai mereka musnah.”
Hamas: Israel Tak Akan Melemahkan Perlawanan
Menanggapi situasi di Jenin, Hamas menegaskan bahwa “kejahatan pendudukan Zionis di Jenin dan penghancuran rumah tidak akan melemahkan tekad rakyat kami, justru akan semakin menguatkan para pejuang.”
Hamas menambahkan bahwa “ledakan besar di Jenin dan penghancuran banyak rumah adalah bukti berlanjutnya perang pemusnahan terhadap rakyat kami di Tepi Barat.”
Hamas juga menyebut Israel mengulangi kejahatan perangnya di Gaza dengan impunitas, dan menyerukan peningkatan perlawanan sebagai respons terhadap eskalasi ini.
Selain itu, Hamas mendesak negara-negara Arab, Islam, dan komunitas internasional untuk mengambil tanggung jawab dalam menghentikan “kejahatan pendudukan yang mengancam perdamaian dan keamanan.”
Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah memperluas operasi militernya di Tepi Barat, termasuk di Al-Quds Timur, yang telah menyebabkan lebih dari 900 warga Palestina syahid, melukai sekitar 6.700 orang, dan menangkap 14.300 lainnya, menurut data resmi Palestina.
Sumber: Al Jazeera