Gubernur Jenin, Kamil Abu Roub, mengatakan, tentara Israel menggunakan metode penghancuran kawasan permukiman Gaza di Kamp Jenin di Tepi Barat.
Ia menekankan bahwa ledakan yang terjadi di kamp pada Ahad (2/2) adalah yang pertama dalam lebih dari dua dekade.
Dalam pernyataannya kepada Anadolu, Abu Roub menegaskan bahwa Israel berusaha menghancurkan Kamp Jenin dan membuatnya tidak layak huni dengan meledakkan blok-blok permukiman serta menghancurkan infrastruktur.
Ia juga memperingatkan bahwa “tentara Israel berencana untuk meledakkan lebih banyak kawasan permukiman di Kamp Jenin,” berdasarkan informasi yang diterimanya.
Menurut Abu Roub, sekitar 3.420 keluarga Palestina dari total 3.490 keluarga telah mengungsi akibat operasi militer Israel yang telah berlangsung selama dua pekan di bawah nama “Tembok Besi.”
Serangan Terbesar Sejak 2002
Abu Roub menilai bahwa Israel telah memindahkan perangnya dari Gaza ke Tepi Barat dan bahwa penghancuran di Jenin ini menyerupai genosida yang dilakukan di Gaza.
Ia menjelaskan, ledakan yang terjadi di kamp pada hari ini merupakan yang pertama sejak 2002, ketika pasukan Israel menghancurkan sebagian besar wilayah kamp dalam pertempuran selama Intifada Al-Aqsa.
Sumber Al Jazeera melaporkan bahwa pada Ahad (2/2), pasukan Israel meledakkan satu blok permukiman penuh di Kamp Jenin. Tentara Israel juga mengklaim telah menghancurkan 20 bangunan di lingkungan Al-Damj dalam apa yang mereka sebut sebagai “operasi pemberantasan terorisme” di Tepi Barat bagian utara.
Al-Damj dikenal sebagai salah satu lingkungan yang memiliki sejarah panjang dalam perlawanan terhadap Israel, terutama sejak Intifada Batu 1987 dan serangan besar Israel ke Kamp Jenin pada April 2002.
Operasi Militer Diperluas
Dalam waktu yang sama, Israel mengumumkan perluasan operasinya di utara Tepi Barat dengan menargetkan lima desa baru. Militer Israel mengklaim telah membunuh lebih dari 50 pejuang Palestina dan menangkap lebih dari 110 orang sejak awal operasi mereka.
Sumber: Al Jazeera, Anadolu Agency