Ketika rumah sakit dihancurkan dan dokter berpengalaman menghilang karena perang, siapa sangka barisan terakhir penjaga nyawa rakyat Gaza justru diisi oleh para mahasiswa dan dokter muda?

Inilah yang dilakukan dr. Mu’taz Hararah, Kepala IGD RS al-Shifa, saat harus membuka unit gawat darurat baru di RS Baptis Gaza pasca hancurnya al-Shifa oleh agresi Israel. Tanpa banyak pilihan, ia mengajak lulusan baru, dokter magang, hingga mahasiswa tingkat akhir. Mereka tak lagi sekadar belajar, tapi benar-benar bertarung menyelamatkan nyawa di ruang-ruang sempit yang dipenuhi korban.

“70% tenaga medis di IGD kami adalah dokter muda dan mahasiswa. Mereka belum punya banyak pengalaman, tapi mereka belajar cepat—karena setiap detik bisa jadi batas antara hidup dan mati,” ungkap Hararah.

Luqay Qanou’, dokter muda yang baru lulus, ingat betul saat ia harus merawat seorang anak perempuan dengan luka parah di kepala. Ia juga masih menangisi seorang anak yang tak bisa ia selamatkan karena ketiadaan alat bantu napas.

“Kami kehabisan segalanya, tapi tak pernah kehabisan tekad.”

Begitu pula Hanine al-Dayeh, lulusan 2022 yang terjun sebagai relawan. Ia mengobati ratusan pasien di ruangan tanpa ranjang, hanya lantai dan tikar seadanya.

“Kami diajari langsung sambil menangani korban yang datang terus menerus,” ujarnya.

Bagi dokter Muhammad al-Jadbah, perang bukan hanya ujian profesional, tapi juga ujian kemanusiaan. Ia bekerja sebulan penuh tanpa pulang ke rumah, hanya berbuka dengan tiga butir kurma.

“Saya tak akan pernah lupa satu keluarga yang kami selamatkan karena mereka keracunan tanaman beracun akibat kelaparan.”

Lalu ada Muhammad al-Ghazi, mahasiswa tahun keempat, yang berubah jadi ‘dokter tulang’ dadakan, merawat 120 pasien patah tulang per hari.

“Kami bukan siapa-siapa, tapi kami tak bisa tinggal diam saat rakyat Gaza butuh pertolongan.”

Mereka adalah wajah-wajah muda yang tak dikenal publik, tapi menjadi tumpuan harapan di tengah reruntuhan. Gaza mungkin tanpa rumah sakit, tanpa listrik, tanpa cukup dokter, tapi Gaza tidak pernah tanpa semangat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here