Spirit of Aqsa, Jeddah- Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, mempersingkat kunjungannya di Beijing. Dia yang seharusnya mendampingi Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kenegaraan dan menghadiri Belt and Road Forum di Beijing pada Rabu (18/10/2023). Namun, dia harus bertolak ke Jeddah.
“Keberadaan saya di Beijing terpaksa dipersingkat. Bapak Presiden perintahkan saya untuk menghadiri Pertemuan Luar Biasa Tingkat Menteri Luar Negeri OKI untuk membahas situasi yang semakin memburuk di Gaza,” kata Menlu Retno melalui pesan video yang dikirim ke wartawan setelah sampai di Jeddah.
Dia menerangkan, pertemuan ini diselenggarakan atas inisiatif beberapa negara, termasuk Indonesia. Dalam beberapa hari terakhir ini, dia terus lakukan komunikasi intensif dengan para Menteri Luar Negeri negara lain.
“Pesan yang terus disampaikan Indonesia sangat jelas: stop eskalasi, fokus pada masalah kemanusiaan, dan selesaikan akar masalah sesuai parameter internasional yang telah disepakati,” jelas mantan dubes RI di Belanda ini.
Retno mengisahkan, satu jam setelah tiba di Jeddah, dirinya sudah lakukan pembicaraan telepon dengan Menlu Inggris, James Cleverly. Selain itu, dia juga melakukan pembicaraan per telepon Kembali dengan Menlu Mesir.
Indonesia telah sampaikan kecaman keras atas serangan Israel terhadap fasilitas sipil termasuk rumah sakit.
“Kecaman tersebut juga saya sampaikan dalam Pertemuan Menlu OKI. Selain itu, dalam pertemuan OKI Indonesia juga sampaikan kecaman keras terhadap agresi atas warga sipil yang unprecedented di Gaza dan seluruh wilayah pendudukan di Palestina,” kata dia.
OKI Didirikan untuk Bebaskan Palestina
Retno Marsudi mengingatkan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) terkait tujuan pendirian organisasi tersebut. Dia menegaskan, OKI didirikan untuk membebaskan bangsa Palestina.
Maka itu, “sekarang waktunya bagi OKI untuk bertindak, dan kita harus bertindak bersama-sama.”
Dalam pertemuan itu Menlu Retno kembali menyampaikan kecaman keras terhadap “agresi atas warga sipil yang unprecedented (belum pernah terjadi sebelumnya.red) di Gaza dan seluruh wilayah pendudukan di Palestina.”
Dia juga menggarisbawahi bahwa “permintaan Israel untuk mengosongkan 22 rumah sakit di Gaza adalah sebuah tindakan yang tidak manusiawi dan bertentangan dengan hukum humaniter internasional, dan harus diabaikan.”
Indonesia, tambah Retno, menekankan OKI untuk mengirim pesan yang kuat dan sekaligus memobilisasi dukungan internasional guna mengatasi situasi di Gaza.
RI Dorong PBB Adakan Sesi Darurat
Dalam forum itu Indonesia menekankan tiga hal yang harus menjadi fokus utama saat ini, yaitu menghentikan kekerasan sesegera mungkin, memastikan kelancaran dan keselamatan pengiriman bantuan kemanusiaan, dan mengatasi akar konflik.
Secara terang-terangan Retno mengecam Dewan Keamanan PBB yang menurutnya “tidak mampu menjalankan fungsinya,” dan mendorong OKI untuk “mendesak diselenggarakannya sidang majelis umum PBB untuk mengadakan sesi darurat.”
Tolak Nakba Jilid II
Sementara terkait upaya mengirim bantuan kemanusiaan, Indonesia meminta OKI untuk mendesak semua pihak yang relevan “untuk membuat koridor kemanusiaan di Gaza” dan memastikan dihormatinya hukum humaniter internasional. “Upaya apapun yang mengarah kepada pengusiran penduduk di Gaza harus ditolak,” tegasnya.
DiIa juga menyampaikan kembali urgensi melanjutkan proses perdamaian guna mencapai solusi dua negara sebagai satu-satunya jalan keluar.