Oleh: Ustaz Bachtiar Nasir
Salah satu keistimewaan surah Al-Isra adalah menggambarkan masa lalu dan masa depan Bani Israil (Yahudi). Al-Qur’an menggambarkan dua kerusakan yang akan dilakukan oleh kaum Yahudi, lalu ketatapan Allah untuk mereka setelah berbuat kerusakan. Siklus ilahiyah yang terus berulang. Informasi itu pula membeberkan bagaimana konsep kekuasaan di muka bumi bekerja, dan kesombongan saat berkuasa hanya mendatangkan kehancuran.
Yahudi saat ini berada pada puncak kekuatan dan kekuasaan. Itu membuat mayoritas umat Islam maupun negara berpenduduk muslim di dunia tunduk kepada mereka. Itu hanya salah satu pazzle perjalanan yang digambarkan Al-Qur’an. Mereka mampu mengendalikan PBB, negara-negara maju di dunia, bahkan menguasai perekonomian dunia, politik, hukum, teknologi, hingga persenjataan.
Al-Quran dengan sangat jelas membeberkan skenario tentang kerusakan yang dilakukan oleh Yahudi dan kerusakan yang akan mereka hadapi. Hal itu akan terus berulang. Sudah terbaca apa yang mereka akan lakukan, siapa yang akan menjadi korban, bagaimana mereka hancur dan dihancurkan oleh musuh-musuh.
“Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar. Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, kami datangkan kepadamu hamba-hamba kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana. Kemudian kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar. (QS. Al-Isra’: 4-6)
Diksi dalam ayat tersebut memiliki makna yang sangat luas. Tapi secara ringkas, Al-Qur’an memprediksi secara tepat. Mereka melakukan dua kali kerusakan yang didasari dengan kesombongan besar. Ada banyak perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai waktu peristiwa tersebut. Namun perbedaan itu menunjukkan bahwa peristiwa yang digambar dalam ayat ini berlaku umum sepanjang masa dan berulang-ulang.
Ayat tersebut menggambarkan bahwa datang satu hukuman bagi kejahatan yang pertama dari kedua kejahatan itu apabila mereka sombonh dan melampaui batas. Allah akan membalas kejahatan mereka. Itu merupakan sistem ilahiyah dan sunnatullah di muka bumi yang telah ada sejak manusia diciptakan.
Ini yang harus digaris bawahi oleh orang yang berkomitmen menjadi bagian dari pembela Baitul Maqdis dan pembebas Masjid Al-Aqsa. Saat mereka melakukan kejahatan pertama, maka Allah akan mendatangkan kepada mereka kaum yang lebih kuat dan akan mengejar kaum Yahudi sampai ke kampung-kampung mereka. Itu adalah ketatapan yang tak bisa diubah.
Yahudi memiliki pengalaman buruk pada tahun 600-an. Mereka dihancurkan oleh Babilonia. Kemudian pada akhir 500-an mereka dihancurkan oleh Romawi. Lalu hari ini mereka berkuasa. Sejak 1948 Yahudi merampas tanah Palestina. Secara geopolitik maupun geoekonomi, Palestina merupaka pintu masuk untuk menguasai dunia. 2006 sampai sekarang mereka memblokade Gaza, sehingga sekitar 1,5 juta jiwa muslim terkurung rapat dari dunia luar. Berbagai upaya kemanusiaan untuk membantu mereka selalu digagalkan oleh Israel. Tidak ada kekuatan di dunia ini yang mampu menghentikan kebiadaban Israel.
Pengepungan dan pemenjaraan massal oleh penjajah Israel dengan pembangunan tembok pemisah dimulai 16 Juni 2002 di Tepi Barat dengan dalih pengamanan. Panjang tembok tersebut mencapai 721 km sepanjang Tepi Barat, tinggi 8 meter sehingga mengisolasi lahan pertanian milik penduduk Palestina yang ditanami berbagai buah, seperti anggur dan zaitun. Hal ini berakibat perekonomian Palestina terpuruk.
Hal itu menunjukkan, kebenaran ayat di atas tidak bisa diragukan sedikit pun. Hanya umat Islam tak mendalami surah Al-Isra yang takut menghadapi kekuataan Yahudi saat ini. Bagi orang yang yakin dengan Al-Qur’an, Yahudi dengan semua kehebatannya hanya seperti jaring laba-labang. Terlihat besar dan teratur tapi rapuh dan mudah dihancurkan.
Ayat 6 surah Al-Isra dengan tegas menjelaskan sebuah sistem kekuasaan di muka bumi. Konsep tersebut berdasarkan kehendak Allah. Berkuasa tak mesti jumlah banyak. Menjabat tak mesti berkuasa. Menjadi adidaya di muka bumi bukan berarti mampu mengendalikan hukum alam. Teori kekuasaan sepenuhnya milik Allah SWT.
Ayat 6 itu menggambarkan bahwa kekuasaan di muka bumi tidak selalu sesuai dengan rencana manusia. Allah yang menghendaki Yahudi kuat dan menguasai dunia. Dia yang memberika kekayaan kepada mereka dan kekuatan merampok negara-negara di dunia. Gambaran itu terjadi sekarang.
Pada ayat 7, Allah SWT menunjukkan keluasan rahmat-Nya. Dia memberi pilihan kepada Yahudi. Jika mereka berbuat baik, maka kebaikan itu akan kembali kepada mereka. Sebaliknya, kejahatan akan menimpa mereka jika memilih jalan sesat. Namun semua orang bisa menganalisis jalan yang ditempuh Yahudi saat ini.
Jika sudah datang hukuman kejahatan kedua, Allah akan mendatangkan kaum yang menghancurkan kaum Yahudi. Pergiliran kekuasaan di muka bumi akan selalu begitu. Kemudian Allah berbuat baik lagi setelah mereka dihancurkan. Pada saat yang sangat Dia menunjukkan lagi keluasan rahmat-Nya, memberikan kesempatan kepada hamba-Nya untuk berkuasa. Jika berbuat baik, maka kebaikan itu kembali kepada mereka. Jika sebaliknya, tidak ada kesempatan ketiga, Allah akan memasukkan ke dalam neraka jahannam.
Tancapkan tekad, baik secara individu maupun kolektif umat Islam, untuk berpegang teguh pada Al-Qur’an. Kita tidak sanggup menghadapi kesombongan dan kejahatan Yahudi tanpa pertolongan Allah, dan pertolongan-Nya sangat jelas diuraikan dalam surah Al-Isra.