Spirit of Aqsa, Palestina– Majalah Amerika Newsweek membocorkan pernyataan seorang intelijen militer AS yang mengatakan, Israel tak mempedulikan warga sipil Palestina dengan alibi memerangi pejuang Hamas.
“Seorang perwira intelijen militer AS mengatakan bahwa Israel telah menimbulkan kerugian besar bagi warga sipil, dan siap menimbulkan banyak kerugian bagi warga sipil dalam upaya mencapai tujuan perangnya,” ujar Newsweek, dikutip dari Aljazeera, Kamis (14/12).
Selain itu, Newsweek juga mengutip pernyataan seorang pejabat yang ikut dalam rapat diskusi pemerintahan Joe Biden dengan Israel. Dalam diskusi tersebut, pejabat Amerika mengakui bahwa masalah Israel saat ini adalah kesombongan atau arogansi. Israel juga sudah kalah dalam perang informasi, yang memiliki dampak sangat besar.
Israel pada awal pembantaian di Jalur Gaza fokus untuk merusak ‘mesin’ militer Hamas, bahkan jika harus menargetkan bangunan atau aktivitas sipil di sekitarnya.
Laporan tersebut juga mengutip seorang perwira senior Angkatan Udara AS yang mengatakan, Israel menggunakan bom yang lebih besar, setidaknya selama dua minggu pertama perang di Gaza, dibandingkan yang digunakan Amerika Serikat.
Pejabat itu mengatakan, pemerintahan Biden mendukung tujuan perang Israel untuk melenyapkan Hamas. Akan tetapi, Biden merasa tidak nyaman dengan cara Israel mencapai tujuan tersebut.
“Washington tidak hanya skeptis terhadap ketidakmungkinan melenyapkan Hamas, namun juga takut akan dampaknya terhadap Israel dalam upaya mencapai tujuan tersebut. Komunitas intelijen AS setuju secara internal bahwa jumlah kematian warga Palestina konsisten dengan statistik Kementerian Kesehatan di Gaza,” demikian Newsweek.