Spirit of Aqsa, Palestina – Persatuan Ulama Muslim Dunia mengutuk kekerasan polisi Israel terhadap masjid Al-Aqsha dan jamaah di sana malam Sabtu kemarin. Hal tersebut disampaikan dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Sabtu (8/5).

Persatuan Ulama Muslim meminta dunia Islam dan masyarakat internasional untuk bergerak menggelar aksi massa dan sikap resmi pemerintah-pemerintah dunia segera menghentikan kekerasan Israel terhadap kota Al-Quds dan warganya serta menghalangi pengusiran warga kampung Syekh Jarrah di kota itu.

Persatuan Ulama Muslim menegaskan daruratnya melanjutkan aksi massa membela Al-Aqsha dan membela penjaga masjid tersebut.

Persatuan Ulama Muslim meminta dunia Arab dan Islam menjalankan perannya terhadap Al-Quds dan Al-Aqsha Al Mubarak dengan langkah nyata dan bukan sekadar kecaman dan kutukan.

Persatuan Ulama Muslim Dunia menyatakan bahwa pihak memantau dengan penuh keresahan peristiwa kejahatan Israel yang terus mengalami kenaikan terhadap Masjid Al-Aqsha.

Terakhir serdadu Israel menyerang pelataran masjid Al-Aqsha dan melakukan kekerasan terhadap jamaah shalat dengan tembakan peluru tajam, gas air mata dan bom mercon.Israel juga melarang jamaah shalat menunaikan tarawih. Akibatnya, terjadi bentrokan dengan warga Palestina yang menyebabkan jatuh korban luka-luka, puluhan warga ditangkap. Apalagi di bulan Ramadhan. Ini menjadi pelanggaran terang-terangan Israel terhadap perasaan umat Muslim dunia.

Persatuan Ulama Muslim menyatakan sikap tegasnya mendukung ketegaran rakyat Palestina dan daruratnya mendukung penjaga masjid Al-Aqsha dengan segala sarana pendukung materi, material, spirit untuk membela tempat Isra Nabi saw dan bersatu membela warga Al-Quds dalam menghadapi permusuhan Israel, terutama di kampung Syekh Jarrah.

Persatuan Ulama Muslim menyerukan agar digelar aksi unjuk rasa rakyat dan aksi resmi pemerintah baik di dalam negeri Palestina atau luar negeri mendukung Al-Quds dan warganya menghadapi kekerasan Israel.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here