Spirit of Aqsa– Ratusan pasien dan korban luka di Jalur Gaza meninggal dunia karena tindakan Israel menutup penyebarangan Rafah. 

“Sebanyak 292 orang meninggal dunia karena tidak dapat melakukan perjalanan untuk menerima perawatan medis di luar negeri,” demikian laporan Kantor Media Pemerintah (Wafa), Kamis (18/7/2024).

Para korban yang meninggal tersebut sebenarnya masuk dalam daftar pasien yang harus mendapat perawatan di luar negeri. Itu karena rumah sakit di Jalur Gaza Sudah lumpuh total, dan tidak bisa merawat korban dengan luka serius. Mereka akhirnya meninggal dunia saat menunggu perbatasan Rafah dibuka.

Sejak penutupan perbatasan Rafah oleh Israel, lebih dari 3.500 pasien dan orang terluka tidak dapat melakukan perjalanan untuk menerima perawatan di luar Gaza. 

Terdapat 25.000 permohonan rujukan medis yang tercatat di Kementerian Kesehatan untuk perawatan di luar negeri. Namun, tindakan Israel menutup perbatasan Rafah menghalangi pasien melakukan perjalanan.

:Sistem kesehatan mengalami masa-masa terburuk di tengah rencana Israel untuk menghancurkan seluruh sistem kesehatan, dengan menargetkan dan menghancurkan rumah sakit, sehingga memaksa rumah sakit di Gaza untuk berhenti beroperasi,” kata Wafa.

Contoh kasus adalah Rumah Sakit Al-Shifa, Al-Nasser, Al-Rantisi, Rumah Sakit Mata, Rumah Sakit Indonesia, Kamel Adwan, Al-Quds, Abu Yusuf Al-Najjar, dan Rumah Sakit Eropa, yang dipaksa keluar dari layanan kesehatan oleh Israel. Penjajah Israel juga telah membunuh 500 tenaga medis dan menangkap 310 tenaga medis lainnya.

Wafa  mengecam penutupan perbatasan Rafah dan menghalangi lebih dari 25.000 pasien dan orang terluka dari perjalanan untuk menerima perawatan di luar negeri. Mereka menyerukan kepada semua lembaga internasional dan hak asasi manusia untuk mengecam tindakan ini yang mengancam nyawa pasien dan orang terluka.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here