Serangan brutal Israel kembali menyasar warga sipil di Gaza. Kamis (24/7), sejumlah warga Palestina dilaporkan syahid dan lainnya luka-luka akibat pemboman tenda-tenda pengungsian serta rumah-rumah warga di berbagai penjuru Jalur Gaza.
Sumber medis melaporkan bahwa sedikitnya 8 warga Palestina syahid dan sejumlah lainnya terluka akibat serangan udara Israel di wilayah tengah Gaza pada Kamis dini hari. Tiga di antaranya gugur dalam serangan terhadap sebuah tenda pengungsi di kawasan permukiman Rimal, Kota Gaza.
Wartawan Palestina Ahmad Wael Hamdan dan keluarganya menjadi korban terbaru kebiadaban ini. Ia dilaporkan terluka, sementara kedua orang tuanya gugur syahid setelah tenda mereka dihantam rudal Israel. Serangan ini terjadi di tengah gelombang pembantaian sejak Rabu dini hari yang menyasar warga miskin yang tengah menunggu bantuan makanan.
Di Kamp Nuseirat, serangan udara Israel juga menghantam sebuah apartemen di Menara Shalahi. Rumah sakit Al-Awda memastikan tiga warga, termasuk seorang anak dan seorang bayi, gugur dalam serangan yang sama terhadap sebuah rumah di area klub olahraga Al-Ahli.
Di tempat lain, artileri Israel kembali menggempur wilayah utara Kamp Bureij, dan pasukan pendudukan dilaporkan meledakkan robot bersenjata di lingkungan Shujaiya, sebelah timur Kota Gaza.

Rabu lalu, kantor media pemerintah Gaza mengumumkan bahwa jumlah jurnalis yang gugur sejak awal agresi telah mencapai 231 orang, termasuk Tamer Al-Za’anin dan Wala’ Al-Ja’abari.
Setelah pasukan Israel mundur dari Deir Al-Balah pada Rabu pagi, warga berhasil mengevakuasi jenazah 12 syuhada dari selatan kota tersebut. Sementara itu, kendaraan militer pendudukan mundur ke kawasan timur.
Dalam 24 jam terakhir saja, lebih dari 90 warga Palestina gugur, termasuk 20 orang yang sedang mengantri bantuan kemanusiaan di sekitar Koridor Netzarim dan wilayah utara Rafah.
Semua ini terjadi dalam rangkaian genosida sistematis yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina sejak 7 Oktober 2023. Penjajah menggunakan kelaparan, penghancuran massal, dan pengusiran paksa sebagai senjata utama, meski dunia internasional dan Mahkamah Internasional telah memerintahkan penghentian kekejaman ini.
Hingga kini, genosida tersebut telah menewaskan dan melukai lebih dari 202.000 warga Palestina, mayoritasnya anak-anak dan perempuan. Lebih dari 11.000 orang masih hilang, sementara ratusan ribu lainnya terusir dari rumah mereka. Kelaparan ekstrem telah merenggut nyawa banyak anak-anak yang tak berdosa.