Tekanan internasional terhadap Israel semakin meningkat. Sejumlah negara besar Eropa mulai menyuarakan desakan untuk gencatan senjata segera di Gaza, sekaligus mendorong realisasi solusi dua negara sebagai jalan damai yang adil dan bermartabat bagi Palestina.

Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, menegaskan bahwa solusi dua negara adalah satu-satunya jalan keluar yang rasional dan bermoral dari konflik panjang antara Israel dan Palestina. Dalam pidatonya di Konferensi Tingkat Tinggi PBB di New York, Lammy menyebut bahwa kehancuran yang terjadi di Gaza telah mematahkan hati nurani dunia.

“Anak-anak meninggal karena kelaparan. Bantuan yang diteteskan Israel bagaikan ejekan terhadap kemanusiaan. Dunia menyaksikan, dan merasa terhina,” tegas Lammy.

Ia juga mengkritik keras pemerintahan Benjamin Netanyahu yang menolak solusi dua negara, menyebutnya sebagai “kesalahan moral dan strategis.”

Inggris kini tengah mengkaji langkah pengakuan resmi terhadap Negara Palestina dalam Sidang Umum PBB yang akan digelar September mendatang, jika Israel tidak menunjukkan itikad menghentikan agresi dan meringankan penderitaan rakyat Gaza.

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menambahkan bahwa pengakuan tersebut bergantung pada beberapa syarat: gencatan senjata antara Israel dan Hamas, akses tanpa hambatan bagi bantuan kemanusiaan ke Gaza, serta komitmen Israel untuk tidak menganeksasi Tepi Barat dan kembali ke proses damai menuju solusi dua negara.

Dukungan terhadap Palestina juga datang dari Prancis. Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noël Barrot menyatakan bahwa Prancis bersama 14 negara lain akan mengakui Palestina sebagai negara berdaulat. Negara-negara itu antara lain: Australia, Kanada, Finlandia, Islandia, Irlandia, Luksemburg, Malta, Selandia Baru, Norwegia, Portugal, San Marino, Slovenia, dan Spanyol.

Barrot menyerukan negara-negara yang belum mengambil langkah serupa untuk segera bergabung dalam solidaritas internasional tersebut. Pernyataan ini dikeluarkan menjelang Sidang Umum PBB ke-80 yang akan digelar pada September 2025.

Dari Berlin, pemerintah Jerman menyerukan “gencatan senjata segera” dan meminta agar bantuan kemanusiaan diperluas dengan cepat demi meredakan penderitaan yang makin parah di Gaza.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia menggambarkan situasi di Gaza sebagai “bencana kemanusiaan besar,” dan menyatakan bahwa Moskow sejalan dengan penilaian organisasi-organisasi internasional mengenai tingkat kehancuran dan krisis yang sedang terjadi.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here