Pasukan pendudukan Israel kembali melancarkan operasi besar di berbagai wilayah Tepi Barat, Selasa (4/11) dini hari. Serangan itu disertai dengan penculikan, penyerangan rumah, serta bentrokan sengit antara warga Palestina dan tentara Israel di sejumlah kota.

Aksi militer ini terjadi hanya sehari setelah dua warga Palestina syahid (satu di Kota Beit Furik, timur Nablus, dan satu lagi di pintu utara Kota Al-Khalil (Hebron)) akibat tembakan tentara dan kelompok pemukim bersenjata.

Menurut keterangan sumber-sumber lokal Palestina, operasi terbaru meluas ke beberapa wilayah, termasuk Nablus, Tulkarem, Qalqilya, dan Tubas, serta desa-desa di sekitarnya di utara Tepi Barat.

Pasukan Israel menyerbu rumah-rumah warga di Nablus dan Beit Furik, menculik tiga orang. Di Qalqilya, tentara juga menggelar penculikan serupa. Sementara di Tulkarem, mereka mengepung area sekitar masjid tua dan menculik lalu menyandera seorang pemuda. Di Tubas, pasukan Israel menggeledah sejumlah toko di sekitar Universitas Al-Quds Terbuka.

Bentrokan di Beberapa Kota

Gelombang kekerasan tak berhenti di situ. Di selatan Jenin, bentrokan pecah di kota Qabatiya. Tentara Israel melepaskan tembakan ke arah sekelompok pemuda Palestina yang melempari kendaraan lapis baja dengan batu.

Di Al-Bireh, wilayah tengah Tepi Barat yang bersebelahan dengan Ramallah, pasukan Israel menembakkan peluru gas air mata dan granat penerangan ke arah kamp pengungsi Al-Am’ari. Insiden ini terjadi bersamaan dengan penggerebekan besar di kota tersebut.

Penggerebekan juga dilakukan di Silwad (timur Ramallah), Ni’lin (barat Ramallah), dan Deir Jarir (utara-timur Ramallah).

Sementara itu di selatan Bethlehem, kelompok pemukim ekstrem membakar pohon-pohon zaitun milik warga Palestina dan melempari kendaraan sipil dengan batu di area Bundaran Tuqu. Serangan ini memperparah ketegangan di tengah situasi keamanan yang memburuk di wilayah pendudukan.

Selain Bethlehem, kota Kafr Aqab (utara Al-Quds) juga menjadi sasaran serangan. Tentara Israel menembakkan gas air mata ke arah warga yang mencoba menghalangi penyerbuan tersebut.

Tak berhenti di sana, pasukan Israel juga menyerbu Kota Al-Khalil dan Dura, wilayah selatan Tepi Barat yang berulang kali menjadi target operasi militer.

Kekerasan yang Terus Meluas

Selama perang genosida yang terus berlangsung di Gaza, tindakan represif Israel terhadap warga Tepi Barat juga meningkat drastis. Data otoritas Palestina menunjukkan sedikitnya 1.057 warga Palestina gugur dan 10 ribu lainnya luka-luka sejak agresi dimulai.

Lebih dari 20 ribu orang diculik lalu disandera, termasuk 1.600 anak-anak, dalam operasi militer gabungan antara tentara Israel dan kelompok pemukim bersenjata.

Serangkaian peristiwa ini memperlihatkan bahwa kekerasan terhadap warga Palestina tidak hanya berlangsung di Gaza, tetapi juga semakin sistematis di seluruh Tepi Barat, sebuah pola yang menegaskan bagaimana pendudukan terus bekerja, bahkan jauh dari garis perang utama.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here