Rumah Sakit Al-Awda di Kamp Nusirat, Gaza tengah, hampir menghentikan sebagian besar layanannya hari ini, Kamis, karena kehabisan bahan bakar. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Asosiasi Kesehatan dan Komunitas Al-Awda, Dr. Raafat Al-Majdalawi, kepada Al Jazeera.

Sejak awal perang, rumah sakit ini (seperti sebagian besar fasilitas kesehatan Gaza) bergulat dengan krisis bahan bakar. Al-Majdalawi menjelaskan bahwa kekurangan pasokan solar membuat sebagian besar layanan akan dihentikan dalam waktu dekat, menyusul distribusi bahan bakar yang dinilainya tidak adil.

Al-Awda memberikan layanan bedah, persalinan, perawatan anak, dan gawat darurat, dengan kebutuhan harian sekitar 2.600 liter bahan bakar, namun hanya menerima maksimal 1.000 liter. Menurut Al-Majdalawi, rumah sakit asing menerima pasokan penuh, sementara rumah sakit nasional dan rakyat dipersulit. “Distribusi ini tampak disengaja, seolah ingin melemahkan fasilitas lokal demi kepentingan rumah sakit asing,” katanya.

Jika kekurangan bahan bakar berlanjut, ribuan pasien akan menghadapi dampak serius, termasuk gangguan pada layanan persalinan, gawat darurat, operasi bedah, dan perawatan trauma. Upaya rujukan pasien ke fasilitas lain sedang dilakukan, tetapi kondisi rumah sakit lain tidak jauh lebih baik, sehingga krisis dapat memburuk dalam 48 jam mendatang.

Sejak perang dimulai, bahan bakar sempat didistribusikan melalui UNRWA, lalu Organisasi Kesehatan Dunia, dan terakhir melalui lembaga PBB yang kini mengaku tidak memiliki stok untuk dialokasikan.

Sektor kesehatan Gaza terus mengalami kemunduran serius akibat kekurangan tenaga ahli, kerusakan peralatan medis, dan pembatasan ketat Israel terhadap masuknya bantuan medis, obat-obatan, dan bahkan makanan.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here