Lebih dari 300 pemukim Israel kembali menyerbu pelataran Masjid Al-Aqsa di Al-Quds (Yerusalem) yang diduduki, Selasa (28/4), dan melakukan ritual Talmud di depan Kubah Shakhrah. Aksi ini terjadi dalam rangkaian penodaan harian yang terus berlangsung, dengan perlindungan penuh dari aparat kepolisian Israel.

Di Hebron, wilayah selatan Tepi Barat yang juga dijajah, sekelompok pemukim mengibarkan bendera Israel di atas tembok Masjid Ibrahimi secara provokatif dan masif. Tindakan ini dilakukan untuk merayakan apa yang mereka sebut sebagai “Hari Berdirinya Israel”, sementara dunia bungkam atas provokasi yang semakin vulgar di tempat-tempat suci umat Islam.

Sementara itu, Kota Tulkarm di utara Tepi Barat melakukan aksi mogok total. Aktivitas ekonomi lumpuh sebagai bentuk protes atas operasi militer brutal yang telah melumpuhkan kota dan kamp-kamp pengungsi di sekitarnya selama lebih dari tiga bulan.

Seruan pemogokan disampaikan oleh Kamar Dagang dan Industri Tulkarm, sebagai bentuk tuntutan penghentian pengepungan yang terus dilakukan pasukan Israel.

Setiap hari, tentara Zionis menggusur jalan-jalan utama dan menutup semua akses masuk-keluar kota.

Aksi militer juga terus mengguncang berbagai kota dan desa di Tepi Barat.

Di kota Al-Bireh, tentara Israel berjalan kaki masuk ke lingkungan Satah Marhaba, sementara di wilayah barat Ramallah, mereka menyerbu desa Qibya dengan buldoser dan menghancurkan dua rumah.

Di desa Zuweidin, sebelah selatan Hebron, pasukan pendudukan menghancurkan tiga rumah, dua sumur air, dan beberapa kandang ternak. Beberapa keluarga dipaksa keluar dari rumah mereka secara paksa.

Penjajah juga menggusur lahan pertanian di desa Haris, wilayah utara Tepi Barat. Di kota Beita, selatan Nablus, bentrokan meletus ketika pasukan Israel menembakkan peluru tajam ke warga. Penggerebekan juga terjadi di Beit Furik dan Beit Dajan.

Di Jenin, desa Kafr Dan dan Arraba menjadi sasaran berikutnya. Menurut Komite Informasi Kamp Pengungsi Jenin, lebih dari 22 ribu warga mengungsi akibat agresi yang menghancurkan seluruh infrastruktur kamp.

Tidak ada akses masuk atau keluar, dan hampir 400 bangunan dikosongkan secara paksa.

Sebanyak 800 unit rumah rusak parah, 15 bangunan hancur total, dan kerugian kota ditaksir mencapai 300 juta dolar AS. Serangan ini menewaskan 40 warga, menangkap 318 orang, dan memaksa 800 keluarga mengungsi.

Sejak dimulainya agresi brutal terhadap Gaza pada 7 Oktober 2023, kekerasan Israel terhadap warga Tepi Barat meningkat drastis. Hingga kini, lebih dari 958 warga Palestina telah syahid, sekitar 7.000 orang terluka, dan lebih dari 16.400 ditangkap di seluruh Tepi Barat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here