Spirit of Aqsa, Palestina – Pengadilan Magistrat Israel di kota Nazareth utara memutuskan untuk memperpanjang masa penahanan empat narapidana Palestina yang berhasil ditangkap kembali setelah kabur dari penjara dengan keamanan tinggi awal pekan ini. Terdapat enam narapidana Palestina yang membebaskan diri dari penjara, tetapi pihak Israel menangkap empat dari mereka.

Seperti dikutip laman Middle East Monitor, Senin (13/9), media milik pemerintah Israel, KAN TV melaporkan bahwa Jaksa Penuntut Umum Israel telah meminta untuk memperpanjang penahanan mereka selama 13 hari. Namun pengadilan menyetujui perpanjangan 9 hari. Hal itu diputuskan selama sesi yang diadakan Sabtu (11/9) malam lalu.

Pembobolan penjara telah membuat Israel kebingungan. Pasalnya, enam narapidana menggali jalan keluar dari penjara Gilboa dengan keamanan maksimum dan melarikan diri tanpa terdeteksi. Dari enam narapidana, pihak berwenang Israel menangkap kembali empat narapidana di antaranya anggota Jihad Islam, Mahmoud Aradeh dan Yakub Kadari; Zakaria Zubeidi, komandan Brigade Martir Al-Aqsa, dan Mohammed Aradeh, adik Mahmoud Aradeh.

Polisi Israel mengeklaim bahwa keempat warga Palestina tersebut diduga merencanakan aksi teror. Kejahatan itu dapat dihukum 15 tahun penjara. Jaksa Israel juga menuduh keempatnya melakukan pembobolan penjara dan menghasut orang lain untuk melarikan diri dari penjara. Kejahatan itu di Israel dapat dihukum hingga 20 tahun.

Dua narapidana yang masih buron masih dalam pencarian pihak berwenang. Kendati begitu, pembobolan penjara merupakan kemenangan besar oleh Palestina. Meski, Israel mengecamnya sebagai kegagalan keamanan dan intelijen utama.

Keenam narapidana menggali lubang selama beberapa waktu hanya dengan sendok berkarat, dan menyembunyikan pintu masuk dengan papan lantai yang longgar. Keenam warga Palestina kemudian itu pergi sekitar pukul 01.00 waktu setempat, dan muncul tepat di bawah menara pengawas, di mana, menurut sumber keamanan, penjaga di menara pengawas itu tertidur.

Keenam pria melanjutkan pelariannya dengan berjalan kaki ke kendaraan yang menunggu. Alarm awalnya dimunculkan oleh seorang warga di Rute 71 Israel yang mengaku melihat orang berlari melintasi ladang.

Kesaksian itu menimbulkan kecurigaan akan adanya pembobolan penjara. Laporan berikutnya termasuk salah satu dari petugas pompa bensin yang melihat seorang pria aneh.

Tiga narapidana dilaporkan hilang oleh staf penjara sekitar pukul 03.30, yang kemudian meningkat menjadi enam orang hilang pada pukul 04.00 waktu setempat. Pembobolan penjara Gilboa diyakini sebagai kisah paling sukses bagi Israel dalam upaya melarikan diri dari penjara dengan keamanan tinggi. (Republika)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here