Spirit of Aqsa, Palestina- Hari pertama Ramadan tiba seperti hari-hari lain bagi warga Palestina di Gaza yang sedang dilanda perang. Warga di Gaza dilanda kelaparan dan penyakit, menggigil di tenda-tenda serta terancam oleh serangan mematikan dari militer Israel.

Dilansir AFP, banyak warga Gaza yang terus mencari korban selamat dan jenazah di antara puing-puing rumah yang hancur saat Ramadan telah tiba.

Laporan PBB, yang mengutip Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza, mengatakan 25 orang telah meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi akut. Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak.

“Kita kehabisan waktu. Jika kita tidak secara eksponensial meningkatkan jumlah bantuan yang masuk ke wilayah utara, kelaparan akan segera terjadi,” kata kepala Program Pangan Dunia (WFP) Cindy McCain.

PBB telah melaporkan kesulitan dalam mengakses Gaza utara untuk pengiriman makanan dan bantuan lainnya. Warga di seluruh wilayah Gaza juga semakin merasakan kekurangan selama bulan Ramadan.

“Kami tidak tahu apa yang akan kami makan untuk berbuka puasa. Saya hanya punya tomat dan mentimun dan saya tidak punya uang untuk membeli apa pun,” kata Zaki Abu Mansour di tenda pengungsiannya.

Barang-barang di pasar dijual dengan harga tinggi karena langka. Pertempuran juga berkecamuk di seluruh Gaza, bahkan ketika Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan ‘gencatan senjata’ selama bulan suci Ramadan dan mengatakan dia ‘terkejut dan marah karena konflik terus berlanjut’.

Guterres juga menyerukan penghapusan ‘semua hambatan’ dalam pengiriman bantuan. Pemerintah asing kini mencoba bantuan lewat udara dan laut.

Seorang pejabat senior pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan Siprus telah menyediakan platform di pelabuhan Larnaca untuk ‘penyaringan oleh pejabat Israel terhadap barang-barang tujuan Gaza’. Juru bicara pemerintah Siprus, Konstantinos Letymbiotis, mengatakan ‘ini adalah sebuah inisiatif, yang kompleksitasnya memerlukan kehati-hatian dan perhatian agar kapal dapat berangkat dan muatannya dapat dengan aman mencapai penduduk sipil di Gaza’.

Pembicaraan selama berminggu-minggu yang melibatkan mediator AS, Qatar dan Mesir gagal menghasilkan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan  menjelang Ramadan. 

Meski mengalami kekurangan yang meluas, beberapa warga Gaza tetap membuat dekorasi sederhana dan membagikan lentera tradisional di antara tenda mereka untuk menyambut awal Ramadan.

Di Rafah, puluhan warga Gaza melaksanakan salat Tarawih pertama di sekitar reruntuhan masjid yang terkena serangan udara Israel beberapa hari lalu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here