Spirit of Aqsa, Palestina – Secara konsensus dan sikap tegas, segenap elemen Palestina dengan berbagai latar belakang, menolak kesepakatan normalisasi Uni Emirat Arab (UEA) dan penjajah Israel. Mereka melihat langkah tersebut sebagai upaya Israel menutupi kejahatannya dan memperbaiki citranya yang buruk.

Respon Palestina sangat cepat pascakesepakatan memalukan itu. Mereka mengingatkan bahaya di balik kesepakatan itu. Selain itu, persoalan Palestina dimanfaatkan sebagai jembatan untuk melakukan normalisasi dengan Israel. Seperti yang diliput diliput Pusat Informasi Palestina.

Otoritas Palestina: Pengkhianatan

Otoritas Palestina langsung menarik pulang duta besarnya di Abu Dhabi, dan menganggap tindakan Emirat sebagai pengkhianatan terhadap Al-Quds, Al-Aqsha dan persoalan Palestina, dan mengakui Al-Quds sebagai ibukota Israel.

Dalam pernyataan resminya, otoritas Palestina menyebutkan, “Langkah ini menghapus inisiatif perdamaian Arab dan keputusan KTT Arab, serta legalitas internasional, dan agresi terhadap bangsa Palestina, mengabaikan hak-hak dan tempat suci Palestina, terutama Al-Quds, dan Negara Palestina berdaulat dengan perbatasan 4 Juni 1967.

Hamas: Kesepakatan itu Kejahatan Nyata

Hamas menganggap langkah pengecut yang dilakukan Emirat sebagai kejahatan nyata terhadap hak-hak keagamaan, nasionalime dan sejarah di Palestina, dan tikaman di punggung bangsa Palestina dan para pejuangnya, serta menghambat perjuangan bangsa Palestina dalam mengusir penjajah Israel.

Upaya Emirat bersembunyi dengan kedustaan pembekuan aneksasi Tepi Barat, telah diperdaya Israel secara langsung, langkah normalisasi ditolak semua kekuatan Palestina.

Hamas menegaskan bahwa normalisasi sama dengan keluar dari kesepakatan dunia Arab dan Islam, serta menjadi pukulan bagi keamanan bangsa Arab, dan tantangan bagi kehendak bangsa Arab dan umat Islam yang menegaskan dukungan bagi Palestina dan tempat suci umat Islam.

Jubir Hamas, Fauzi Barhum mengatakan, “Kesepakatan Amerika-Israel-Emirat sangat berbahaya, dan menjadi imbalan gratis bagi penjajah Israel atas kejahatan dan pelanggarannya terhadap hak bangsa Palestina.”

Sikap yang sama dinyatakan tegas oleh semua kekuatan dan faksi-faksi Palestina di Gaza dan Tepi Barat.

Rakyat Palestina Gelar Unjuk Rasa

Ratusan warga Palestina pada Jumat turun ke jalan di Tepi Barat, membakar bendera Uni Emirat Arab (UEA) dan foto Putra Mahkota Mohamed bin Zayed untuk memprotes peningkatan hubungan UEA dengan Israel. Mereka menilai kesepakatan itu membahayakan Masjid Al-Aqsa.

Menurut saksi mata, ratusan warga Palestina melakukan protes di wilayah terpisah di Tepi Barat, mengecam perjanjian UEA yang secara resmi menormalisasi hubungannya dengan Israel.

Di kota Yatta di Hebron Governorate, sekelompok pria bertopeng membakar bendera UEA selama aksi protes yang mengutuk perjanjian tersebut.

Para demonstran juga meneriakkan slogan-slogan yang menolak perjanjian normalisasi, yang mereka gambarkan sebagai “pengkhianatan”, menurut saksi mata.

Di kota Nablus, ratusan demonstran setelah waktu Salat Jumat di Al-Shuhada Square mengecam kesepakatan itu.

Para pemuda yang ikut demonstrasi menginjak-injak dan membakar foto-foto Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan Putra Mahkota Abu Dhabi.

Di kota Haris di Kegubernuran Salfit, pengunjuk rasa Palestina mengangkat foto Putra Mahkota UEA yang diembos dengan tanda “X” dan meneriakkan slogan-slogan yang mengutuk perjanjian UEA-Israel.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here