Sumber-sumber Palestina mengungkap kepada lembaga penyiaran Israel puluhan anggota geng pengkhianat yang berafiliasi dengan Israel dan dikenal menentang Hamas mulai menyerahkan diri secara sukarela kepada aparat keamanan Gaza dalam 48 jam terakhir.

Gelombang penyerahan diri ini disebut meningkat tajam sejak Jumat lalu, terutama di Rafah dan Khan Younis, dua wilayah yang sebelumnya menjadi area aktivitas kelompok-kelompok bersenjata yang mendapatkan dukungan terbuka dari Israel.

Langkah tersebut muncul setelah Hamas mengumumkan tenggat waktu terakhir selama 10 hari bagi seluruh anggota milisi ini untuk menyerahkan diri beserta senjatanya. Kementerian Dalam Negeri di Gaza menyampaikan kepada Al Jazeera bahwa pihaknya akan memproses kasus mereka yang menyerahkan diri dan meringankan prosedur hukum, seraya menegaskan bahwa perlindungan dari Israel bagi para kolaborator “tidak akan berlangsung lama”.

Kementerian itu menekankan bahwa Israel gagal memecah persatuan rakyat Gaza. Upaya membentuk “kelompok kriminal” untuk mengacaukan situasi internal, menurut mereka, tidak pernah mendapat dukungan sosial dan pada akhirnya melemah seiring menghilangnya perlindungan yang menaungi mereka.

Seorang pemimpin federasi suku di Gaza mengatakan kepada lembaga penyiaran Israel bahwa komunitas suku sangat khawatir dengan eksistensi milisi yang dibiayai Israel. Menurutnya, kelompok-kelompok ini pada akhirnya akan lenyap, meski Israel berupaya mempertahankan mereka. Ia menyebut tujuan utama milisi tersebut ialah mengungkap jaringan terowongan dan memburu para pejuang perlawanan—tugas yang gagal dilakukan Israel selama dua tahun agresi.

Pekan lalu, Radio Militer Israel mengumumkan bahwa pemimpin salah satu milisi bersenjata, Yasser Abu Syabab, tewas ditembak orang tak dikenal di timur Rafah. Hingga kini, detail mengenai lokasi dan cara kematiannya masih simpang siur, dengan laporan-laporan yang saling bertentangan di media Israel.

Abu Syabab, lahir di Rafah pada 1990 dan berasal dari suku Tarabin, sebelumnya pernah dipenjara atas kasus kriminal hingga pembebasannya setelah serangan udara Israel merusak markas keamanan Gaza. Namanya mencuat setelah sayap militer Hamas, Brigade Izzuddin Al-Qassam, menggagalkan operasi kelompok “musta’ribin” di timur Rafah pada 30 Mei 2025. Dalam operasi itu, terungkap keberadaan sejumlah agen yang direkrut Israel dan beroperasi di bawah jaringan yang disebut sebagai “kelompok Yasser Abu Syabab”.

Sumber: Media Israel

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here