Spirit of Aqsa, Jakarta – Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid (HNW), menyerukan agar pemerintah Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam memboikot dan memblokade produk Israel.
Seruan tersebut dilatarbelakangi dukungan HNW terhadap sikap Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia yang membongkar ketidakjujuran Dubes Israel di Singapura yang menyebar berita bohong terhadap pemerintah Indonesia, Malaysia dan Brunei soal akar masalah dari konflik di Palestina.
Duta Besar Israel untuk Singapura, Sagi Karni, mengatakan, negara mayoritas Muslim di Asia Tenggara termasuk Indonesia gagal paham soal konflik Israel-Palestina, bahwa konflik yang terjadi bukan antara Israel dengan Palestina, melainkan dengan Hamas. Itu menyusul rencana Israel menormalkan hubungan dengan negara dengan mayoritas muslim di Asia seperti Indonesia, Malaysia, dan Brunei.
Pernyataan terbuka itu finilai kebohongan publik. Selain itu, Sagi dianggap merendahkan nalar dan kualitas sikap menyejarah pemerintahan di Asia Tenggara yang mayoritas Muslim seperti Indonesia, Malaysia dan Brunei, seolah mereka buta sejarah dan tak membaca informasi berbilang puluhan tahun, bahwa akar masalah bukan dengan Hamas yang baru lahir tahun 1987, melainkan dengan penjajahan yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina dengan mendeklarasikan berdirinya negara Israel tahun 1948 di atas tanah Palestina yang mereka jarah dan jajah.
HNW mengatakan, kejahatan penjajahan Israel dalam eskalasi yang makin brutal dan mengabaikan resolusi dan keputusan-keputusan PBB maupun lembaga internasional lainnya sudah dilakukan penjajah Israel jauh hari sebelum Hamas lahir, dan masih terus berlangsung sesudah Hamas lahir. Maka itu, kata dia, pemerintah maupun rakyat Indonesia sudah memiliki sikap final yang dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945, serta sikap dari semua Presiden Indonesia dan Parlemen Indonesia bersepakat dengan sikap bangsa/rakyat Indonesia yaitu menolak penjajahan Israel dan mendukung perjuangan bangsa Palestina untuk merdeka secara penuh dengan ibukota Jerusalem Timur.
Dia menjelaskan, pada tahun 1962, Bung Karno, Presiden RI yang memahami dengan baik dan benar akar masalah di Palestina yaitu penjajahan Israel, dengan lantang menyatakan, “Selama kemerdekaan belum sepenuhnya diberikan kepada Palestina, maka selama itu jugalah Indonesia menentang penjajahan Israel”.
Oleh karena itu, memperhatikan perkembangan di Palestina yang kembali menyaksikan kejahatan kemanusiaan dan kejahatan perang Israel, serta tuduhan bohong yang melecehkan Pemerintah Indonesia, HNW mengusulkan agar ini jadi momen bagi Pemerintah Indonesia untuk kembali menyerukan sikapnya untuk tidak membuka hubungan diplomatik dengan negara penjajah Israel, dan karenanya merealisasikan seruan Presiden Jokowi pada tahun 2016 untuk memboikot produk Israel, dikonkretkan antara lain dengan blokade terhadap produk Israel ke Indonesia juga negara mayoritas Muslim lainnya di Asia Tenggara, yakni Malaysia dan Brunei Darussalam.
“Saya mendukung sikap MUI yang mengingatkan Pemerintah Indonesia untuk tidak membuka hubungan diplomatik dengan negara penjajah Israel. Saya juga mendukung sikap Kemenlu RI yang membantah dan membongkar ketidakjujuran Dubes Israel untuk Singapura soal penjajahan Israel di Palestina. Pemerintah Indonesia penting menjadikan momen ini untuk memperkuat komitmen dukung Palestina Merdeka, tidak membuka hubungan diplomatik dengan penjajah Israel, serta seruan boikot dan blokade produk Israel bersama negara mayoritas Muslim di kawasan Asia Tenggara,” ujar HNW melalui keterangan tertulis.