Spirit of Aqsa, Tepi Barat – Sebuah video beredar di media sosial yang menunjukkan seorang tentara Israel menekan lututnya di leher seorang pengunjuk rasa Palestina. Rekaman yang beredar pada Selasa (1/9) itu menunjukkan, seorang tentara Israel mendorong Khairi Hannoun (65 tahun) hingga jatuh tersungkur ke tanah.
Sementara, pasukan Israel lainnya mengangkat senapan mereka dan berteriak kepada sekelompok fotografer berita untuk mundur. Seorang tentara Israel menekan lututnya di leher dan punggung Hannoun sambil membrogolnya.
Hannoun mengatakan dia bersama puluhan demonstran di desa Shufa dekat kota Tulkarem di Tepi Barat yang diduduki memprotes rencana Israel untuk menyita sekitar 800 dunum (800 ribu kilometer persegi) tanah untuk membangun sebuah taman industri. Video itu menunjukkan Hannoun mendorong seorang tentara Israel setelah dia merebut bendera Palestina dari demonstran lain dan memicu perkelahian. Hannoun mengatakan dia menderita memar tapi tidak ada luka serius.
“Tentara Israel memukul saya dengan keras dan salah satu dari mereka menekan lututnya ke leher saya selama beberapa menit. Saya tetap diam untuk menghindari lebih banyak tekanan pada leher saya, tetapi orang-orang menarik saya keluar,” ujar Hannoun kepada The Associated Press.
Militer Israel menyatakan anggotanya menunjukkan sikap menahan diri setelah Hannoun menolak penangkapan. Hannoun mendapatkan perawatan medis di tempat kejadian, sebelum kemudian dibebaskan.
“Video di media sosial hanya menunjukkan sebagian saja dan banyak diedit, video itu tidak mencerminkan kerusuhan kekerasan atau kekerasan terhadap pasukan (Israel) yang terjadi sebelum penangkapan. Para pengunjuk rasa telah melempar batu dan menyerang tentara,” ujar pernyataan militer Israel.
Pasukan lokal Palestina mengatakan pasukan Israel menembakkan tabung gas air mata ke arah pengunjuk rasa dan menembakkan peluru secara langsung. Warga Palestina dan kelompok hak asasi Israel sering menuduh pasukan keamanan Israel menggunakan kekuatan yang berlebihan untuk membubarkan protes.
Konfrontasi tersebut telah mendapat sorotan tajam di tengah protes baru-baru ini terhadap ketidakadilan rasial di Amerika Serikat. Beberapa orang Palestina telah berusaha untuk menghubungkan perjuangan mereka dengan gerakan Black Lives Matter.