Spirit of Aqsa, Palestina- Biro Pusat Statistik Israel mengatakan, tingkat pengangguran di ‘Israel’ meningkat menjadi sekitar 10% pada Oktober 2023 akibat pembantaian di Jalur Gaza. Puluhan ribu pemukim Israel yang tinggal di area perbatasan Jalur Gaza mengungsi ke hotel-hotel dan berbagai tempat pengungsian yang disediakan ‘pemerintah Israel’.
Tingkat pengangguran mencapai 9,6% bulan lalu, dengan 428.400 orang menganggur, dibandingkan dengan 163.600 orang pada September 2023.
Teroris Israel memanggil 400.000 tentara cadangan untuk bertugas di militer zionis. Selain itu, Israel juga memberikan cuti tanpa bayaran beberapa pekan terakhir ke 80 ribu warga Israel.
Meningkatkan pengangguran akan memperburuk perekonomian Israel. Perekonomian Israel diperkirakan akan mengalami kontraksi pad kuartal terakhir dan hanya tumbuh sebesar 2,3% pada 2023, itu lebih rendah dari perkiraan.
Lowongan Kerja
BPS Israel melaporkan, lowongan pekerjaan juga menurun sebesar 18% dari 114.000 pekerjaan menjadi 93.000 selama periode 15 Oktober hingga 7 November.
BPS mengatakan, perang, evakuasi pemukiman, dan pemanggilan pasukan cadangan telah membawa perubahan radikal dalam pasar tenaga kerja.
Jumlah lowongan kerja untuk pramusaji dan bartender mengalami penurunan sebesar 28%, dan untuk chef sebesar 24%, sedangkan jumlah lowongan kerja untuk programmer juga mengalami penurunan sebesar 12%.
Jumlah lowongan pekerjaan untuk profesi seperti tukang plester, tukang batu, pelapis ubin lantai, dan pekerja rangka konstruksi meningkat sebesar 9%, dan lowongan pekerjaan untuk pembangun rumah melonjak sebesar 47%, yang sebelumnya merupakan pekerjaan yang dimiliki oleh warga Palestina.
Pasar tenaga kerja Israel sedang menyaksikan gejolak besar, dan Kementerian Keuangan dijadwalkan akan meluncurkan pembayaran kompensasi kepada perusahaan-perusahaan, sebagai kompensasi atas hilangnya pendapatan dan berbagai pengeluaran seperti kebutuhan untuk mempekerjakan pekerja baru.
Sumber: Al Jazeera, Anadolu Agency