NEW YORK – Sejumlah pakar hak asasi manusia PBB menyebut Israel melakukan “genosida medis” di Gaza, dengan secara sengaja menghancurkan sistem layanan kesehatan, menyerang tenaga medis, dan menargetkan rumah sakit. Mereka menilai serangan tersebut bertujuan menghapus total akses perawatan kesehatan di wilayah yang sudah terkepung.

Telang Mofokeng, Pelapor Khusus PBB untuk Hak atas Kesehatan, dan Francesca Albanese, Pelapor Khusus untuk Hak Asasi Manusia di wilayah Palestina yang diduduki sejak 1967, menegaskan: “Sebagai manusia dan sebagai pakar PBB, kami tidak bisa diam menyaksikan kejahatan perang yang terjadi di depan mata di Gaza.”

Mereka mengatakan, selain menjadi saksi genosida yang sedang berlangsung, mereka juga menyaksikan “genosida medis” yang diciptakan melalui kondisi yang disengaja untuk menghancurkan rakyat Palestina. Serangan terhadap fasilitas kesehatan dan blokade ketat telah melumpuhkan sumber daya yang tersisa, memperparah penderitaan warga dan memperkuat bukti tindakan genosida.

Menurut para pakar, tenaga medis di Gaza menjadi target berulang, ditangkap, disiksa, dan kini ikut kelaparan seperti warga lainnya. Laporan PBB sebelumnya mencatat banyak petugas kesehatan pingsan akibat kekurangan makanan, yang tidak hanya melanggar hak mereka atas kesehatan, tetapi juga menghalangi kemampuan mereka merawat pasien.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, antara 7 Oktober 2023 hingga 11 Juni 2025, militer Israel telah melakukan 735 serangan terhadap layanan kesehatan di Gaza. Serangan ini menewaskan 917 orang, melukai 1.411 lainnya, merusak 125 fasilitas kesehatan, dan menghancurkan sebagian atau seluruhnya 34 rumah sakit.

Para pakar mendesak penghentian segera semua serangan terhadap tenaga medis dan fasilitas kesehatan, menyebutnya sebagai pelanggaran serius hukum humaniter internasional. Mereka memperingatkan, pembiaran terhadap kejahatan ini mengirim pesan bahwa nyawa warga Gaza tidak berharga di mata dunia.

Mofokeng dan Albanese menegaskan, komunitas internasional memiliki kewajiban moral untuk menghentikan pembantaian ini dan memastikan rakyat Gaza dapat hidup tanpa ancaman serangan, pembunuhan, kelaparan, atau penindasan di bawah pendudukan dan sistem apartheid. Namun, mereka menyebut negara-negara dunia telah gagal menjalankan tanggung jawab tersebut, dan rakyat Gaza kini membayar harga paling mahal dari kelalaian itu.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here