Spirit of Aqsa, Jakarta- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan sejumlah delegasi Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) melakukan walk out ketika Duta Besar Israel Gilad Erdan memulai pidato pertemuan tingkat menteri Dewan Keamanan PBB, Rabu (24/1) waktu setempat.
Jurubicara Kementerian Luar Negeri, Lalu M Iqbal mengatakan, sejumlah anggota delegasi OKI kompak meninggalkan ruang sidang begitu Erdan akan bicara.
“Wakil tetap Israel tidak berada di ruangan saat Indonesia dan sejumlah negara OKI menyampaikan pernyataan. Sebaliknya, delegasi Indonesia dan sejumlah negara OKI juga tidak berada di ruangan saat Watap Israel menyampaikan pernyataan,” kata Lau M Iqbal dalam pesan Whatsapp kepada wartawan, Rabu malam.
Dalam rekaman yang ditayangkan media Turki, TRT World di akun YouTube-nya, sejumlah diplomat meninggalkan ruangan pertemuan tingkat menteri Dewan Keamanan PBB saat Erdan membacakan pernyataannya. Salah satu yang terlihat meninggalkan ruangan adalah Menlu Retno.
Aksi walk out para diplomat OKI itu terjadi di tengah meningkatnya kecaman global terhadap Israel dan sekutunya Amerika Serikat, karena jumlah warga Palestina yang dibantai dalam serangan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober telah meningkat menjadi 25.700 orang, dengan tambahan 63.740 orang terluka.
Selain itu, kekhawatiran global telah muncul mengenai penggunaan kelaparan sebagai senjata perang melawan warga Palestina di Gaza.
Kemarahan para diplomat OKI memuncak ketika warga Gaza mengalami pembantaian dan kelaparan, Erdan justru berperan sebagai korban, dengan menyatakan bahwa dengan melakukan gencatan senjata, Hamas akan tetap berkuasa.
Dia menekankan, “Ini bukanlah perang yang dipilih Israel. Tapi kami akan mempertahankan masa depan kami sama seperti Anda masing-masing membela masa depan negara Anda.”
Dengan kehadiran Menlu Iran pada pertemuan dewan keamanan, Erdan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk kembali menegaskan narasi Israel atas dugaan ancaman Iran.
“Limpahan konflik tidak terjadi secara ajaib. Itu sudah direncanakan dan diinstruksikan,” klaimnya lebih lanjut.
Di bagian lain dalam sambutannya, Erdan menuduh bahwa intersepsi AS baru-baru ini terhadap sebuah kapal dalam perjalanan ke Yaman “adalah bukti nyata siapa yang mendalangi penyebaran ini.
“Iran selalu berdiri di bawah bayang-bayang dan mengambil tindakan. Setiap negara di kawasan ini telah terkena dampak teror Iran. Mereka tidak akan berhenti untuk memperluas hegemoni Syiah.”
Banyak upaya Erdan untuk mendapatkan perhatian komunitas internasional, dan kadang-kadang, upaya tersebut menjadi bumerang, membuatnya menjadi bahan olok-olok di platform media sosial.
Ia pernah mendapat teguran dari Dubes Cina untuk PBB ketika mengecam Badan PBB untuk Perempuan yang dinilainya acuh dengan tuduhan kejahatan seksual oleh Hamas pada 7 Oktober.
Erdan juga menuai kecaman ketika memasang stiker bintang Daud, yang pernah dipakai oleh tahanan Yahudi era Holocaust, dalam sidang PBB membahas konflik Gaza.