Spirit of Aqsa, Palestina- Mantan pemain Timnas Mesir sekaligus pengamat sepak bola, Mohamed Aboutrika, menilai, Indonesia memiliki posisi yang terhormat dan kuat untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

FIFA sebelumnya resmi mengumumkan pembatalan status tuan rumah U-20 RI karena “situasi sekarang”. Namun, mereka tidak menjelaskan lebih rinci alasan pencabutan tersebut. FIFA juga menyebut tragedi Kanjuruhan pada Oktober 2022 lalu di Jawa Timur.

“Jika Anda [FIFA] tidak malu, lakukan apa pun yang Anda inginkan. Pendudukan Zionis adalah epidemi dunia yang harus diboikot, dan kami menolak (pendudukan zionis). Standar ganda masih berlaku di FIFA. Tidak mengherankan,” ujar Aboutrika.

Selain Aboutrika, media-media Palestina juga ramai-ramai menyoroti langkah FIFA membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah. Media Palestina, Raya menyoroti masalah politik yang berlangsung sebelum FIFA memberikan keputusan.

“Setelah masalah politik atas keberatannya [sejumlah pihak] terhadap partisipasi tim nasional Israel,” demikian paragraf pertama Raya. Partisipasi tim nasional Israel di U-20 terus menjadi perdebatan, bahkan setelah FIFA mengeluarkan keputusan.

Media Maan News menuliskan artikel dengan judul “FIFA batalkan Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia gara-gara menolak partisipasi Israel,” Kamis (30/3). Mereka juga menuliskan federasi sepak bola internasional itu belum menunjuk pengganti RI untuk menjadi tuan rumah.

Selain itu, Maan News melaporkan Indonesia kemungkinan mendapat sanksi dari FIFA. Sejauh ini, juga belum ada pernyataan terbaru terkait sanksi yang dimaksud. “Kemungkinan sanksi terhadap Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) juga bisa diputuskan di tahap selanjutnya,” demikian laporan media itu.

Media Palestina lain, Wattan, juga memberikan hal serupa pada Rabu. Mereka menulis laporan dengan judul “Karena ribut masalah pendudukan, hak Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 dicabut.”

Wattan memberitakan keputusan tersebut muncul usai Gubernur Bali Wayan Koster menolak partisipasi Israel. “[Keputusan itu] diambil usai FIFA membatalkan undian grup setelah Gubernur Bali menolak kehadiran tim penjajah,” demikian laporan Wattan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here