Spirit of Aqsa, Palestina- Surat Kabar Israel, Haaretz, mengungkapkan, pendapatan sekitar 20% warga Israel telah menurun secara signifikan sejak 7 Oktober, menurut survei NGO lembaga filantropi Israel, Latet’s Mission. 

Selain itu, 45% warga Israel khawatir akan kesulitan ekonomi akibat peperangan yang terus berlangsung. 85% warga yang hidup dalam kemiskinan melaporkan kesulitan memastikan pasokan air panas atau listrik yang diperlukan untuk mengoperasikan peralatan rumah tangga.

Selain itu, Latet’s menyebutkan, persentase orang yang menderita utang telah meningkat dibandingkan survei tahun lalu. Laporan kemiskinan dari Institut Asuransi Israel, yang didasarkan pada data dari seluruh warga Israel, diperkirakan akan segera dirilis.

Krisis Pangan

Latet’s memperkirakan sekitar 710.000 keluarga di Israel hidup dalam kondisi kerawanan pangan. Setengah dari mereka menderita krisis pangan parah, yang didefinisikan sebagai gangguan pola makan dan penurunan jumlah pangan karena kesulitan ekonomi.

Perkiraan Letet’s didasarkan pada survei terhadap sekitar 500 keluarga antara Juli dan September. Survei lain dengan jumlah peserta yang sama selama November, dan lebih tinggi dibandingkan survei yang dikeluarkan oleh Institut Asuransi Nasional, yang pada 2021 menunjukkan bahwa 522.000 keluarga mengalami krisis pangan di Israel.

Makanan tidak Mencukupi

Dalam survei terpisah, yang melibatkan sekitar 1.300 orang yang menerima bantuan dari badan amal pangan, sekitar 80% warga mengatakan, makanan yang mereka beli tidak cukup. Setengah dari mereka telah mengurangi atau mengabaikan makanan karena kesulitan ekonomi.

Sumber: Aljazeera, media Israel

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here