Spirit of Aqsa, Palestina- Dia dilahirkan di tengah pembantaian yang dilakukan teroris Israel, di sebuah rumah sakit tanpa listrik di Gaza selatan. Keluarga menamainya al-Amira Aisha, dan dipanggail sebagai “Putri Aisha”. 

Dia belum menyelesaikan minggu ketiga hidupnya, namun syahid akibat serangan udara militer teroris Israel yang menghancurkan rumah keluarganya pada Selasa.

Keluarga besarnya sedang tertidur ketika serangan tersebut meratakan gedung apartemen mereka di Rafah sebelum fajar, kata Suzan Zoarab, nenek dari bayi tersebut dan yang selamat dari pengeboman.

Pejabat rumah sakit mengatakan 27 orang syahid, di antaranya al-Amira Aisha dan saudara laki-lakinya yang berusia 2 tahun, Ahmed. 

“Baru berumur 2 minggu. Namanya bahkan belum terdaftar,” kata Suzan, yang suaranya bergetar ketika dia berbicara dari sisi ranjang rumah sakit putranya, yang juga terluka dalam pengeboman udara Israel.

Keluarga Zoarab termasuk di antara sedikit warga Palestina di Gaza yang tetap tinggal di rumah mereka sendiri. Serangan gencar Israel, salah satu yang paling merusak di abad ke-21, telah membuat sekitar 1,9 juta orang mengungsi—lebih dari 80% populasi wilayah Gaza—membuat mereka mencari perlindungan di sekolah-sekolah PBB, rumah sakit, kamp tenda atau di jalan. 

Namun keluarga Zoarab tetap tinggal di gedung apartemen tiga lantai mereka. Dua putra Suzan memiliki apartemen di lantai yang lebih tinggi, namun keluarga besarnya berkumpul di lantai dasar karena yakin akan lebih aman. 

Ketika serangan terjadi, setidaknya 13 anggota keluarga Zoarab syahid, termasuk seorang jurnalis, Adel, serta pengungsi yang berlindung di dekatnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here