Pemerintah Mesir menyambut gelombang dukungan internasional terhadap rakyat Gaza, baik dari pemerintah maupun gerakan sipil. Namun di saat bersamaan, Kementerian Luar Negeri Mesir menegaskan bahwa setiap delegasi asing yang hendak mendekati wilayah perbatasan Gaza harus mendapat izin resmi terlebih dahulu.

Pernyataan ini dirilis pada Rabu malam, di tengah memuncaknya dukungan global terhadap Palestina. Ribuan aktivis dari berbagai negara tengah menuju Rafah dalam rangka “Global March to Gaza” dan “Caravan of Steadfastness”, rombongan solidaritas yang memulai perjalanan dari Tunisia menuju Jalur Gaza.

Dalam pernyataan resminya, Kementerian Luar Negeri Mesir menyebut bahwa negara itu “menyambut baik dukungan internasional, baik dari negara maupun rakyat, yang menolak pengepungan, kelaparan, dan pelanggaran terang-terangan yang dilakukan Israel terhadap warga Gaza.”

Mesir juga menegaskan bahwa pihaknya terus “bekerja di semua level diplomatik untuk menghentikan agresi terhadap wilayah tersebut.”

Namun, dalam konteks lonjakan permintaan kunjungan ke wilayah perbatasan seperti Al-Arish dan Rafah, pemerintah Mesir mengingatkan bahwa semua kunjungan harus dilakukan melalui jalur resmi, yaitu dengan mengajukan permohonan kepada kedutaan Mesir di luar negeri, atau melalui perwakilan asing di Kairo dan organisasi internasional ke Kementerian Luar Negeri Mesir.

“Setiap permintaan yang tidak diajukan melalui mekanisme ini tidak akan diproses,” tegas pernyataan tersebut, sambil menambahkan bahwa prosedur ini diberlakukan demi menjamin keselamatan para delegasi karena situasi keamanan di wilayah perbatasan sangat sensitif sejak pecahnya perang pada Oktober 2023.

Mesir juga kembali menegaskan komitmennya terhadap hak-hak rakyat Palestina dan menuntut Israel segera mencabut blokade atas Gaza.

Di sisi lain, media Israel melaporkan bahwa Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, telah memerintahkan militernya untuk mencegah para aktivis menyeberang dari Mesir ke Jalur Gaza.

Sementara itu, Caravan of Steadfastness yang membawa misi kemanusiaan ke Gaza telah tiba di Tripoli, Libya, dan kini bergerak ke arah timur menuju Rafah. Dalam pernyataan terbarunya, para penyelenggara menegaskan bahwa mereka tidak berniat masuk ke Mesir tanpa izin resmi.

“Kami sudah menghubungi otoritas Mesir sejak beberapa minggu lalu untuk menjelaskan tujuan dan sifat damai dari perjalanan ini,” ungkap mereka.

Konvoi solidaritas ini terdiri dari sekitar 20 bus dan 350 kendaraan pribadi yang mengangkut lebih dari 1.500 aktivis dari Tunisia, Aljazair, Maroko, Libya, dan Mauritania.

Aksi ini merupakan bagian dari gerakan rakyat lintas negara untuk mengirim bantuan dan solidaritas bagi warga Gaza yang menghadapi genosida berkepanjangan sejak Oktober 2023.

Bersamaan dengan itu, Koalisi Internasional Melawan Pendudukan Israel mengumumkan bahwa sekitar 4.000 orang, termasuk anggota parlemen Eropa, akan berpartisipasi dalam Global March to Gaza, sebuah upaya menembus blokade Gaza dengan berjalan kaki.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here