Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan bahwa jumlah warga Palestina yang gugur akibat agresi militer Israel sejak pelanggaran kesepakatan gencatan senjata telah mencapai lebih dari 1.574 jiwa. Dalam 24 jam terakhir saja, setidaknya 36 warga dilaporkan syahid.
Sejak Israel melanjutkan serangan genosida pada 18 Maret lalu, total korban luka juga terus bertambah dan kini mencapai lebih dari 4.115 orang, termasuk ratusan anak-anak dan perempuan.
Dengan tambahan ini, total korban jiwa akibat agresi Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menembus angka 50.944 syahid dan 116.156 orang terluka.
Pada Ahad (13/4) dini hari, Kementerian Kesehatan Gaza juga mengumumkan bahwa Rumah Sakit Baptis, yang terletak di bagian utara lingkungan Zeitoun, Kota Gaza, resmi keluar dari layanan setelah menjadi target serangan udara langsung dari pesawat tempur Israel.
Rumah sakit ini sebelumnya melayani lebih dari satu juta penduduk di Gaza dan Gaza Utara, di tengah lumpuhnya sistem kesehatan akibat serangan bertubi-tubi Israel terhadap fasilitas medis.
Agresi militer Israel yang didukung penuh oleh Amerika Serikat sejak 7 Oktober 2023 telah menyebabkan lebih dari 167 ribu warga Palestina gugur atau terluka. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak, dengan lebih dari 11 ribu lainnya masih dinyatakan hilang. Serangan ini juga mengakibatkan kehancuran infrastruktur secara masif dan menciptakan bencana kemanusiaan terburuk dalam sejarah Gaza.
Hingga saat ini, Israel terus melanjutkan pengepungan dan agresinya, mengabaikan semua seruan internasional untuk menghentikan kekerasan.