Spirit of Aqsa – Anggota Biro Politik Hamas, Hussam Badran, menilai perpanjangan isolasi terhadap Syaikh Raed Salah, ketua gerakan Islam di wilayah pendudukan 1948, di dalam penjara Israel, adalah sebagai keputusan yang bersifat politis. Keputusan ini dikeluarkan otoritas politik dan keamanan tertinggi di negara entitas penjajah Israel.
Badran mengatakan bahwa tujuan perpanjangan isolasi Syaikh Salah adalah untuk memberi lebih banyak tekanan padanya karena sikapnya yang tegas dan dalam membela rakyat Palestina di dalam wilayah pendudukan tahun 1948. Badran menambahkan, “Langkah ini adalah bagian dari metodologi yang didasarkan pada pengucilan para pemimpin nasional dari inkubator rakyat.”
Dia melanjutkan, “Kami kembali menegaskan kepercayaan dan penghargaan kami pada Syaikh Raed Salah. Kami yakin dengan ketabahan dan ketabahannya. Dia akan tetap menjadi pembawa panji meskipun menghadapi segala tantangan dan ada harga mahal yang harus dia bayar.”
Dia menunjukkan bahwa Syaikh Salah adalah salah satu tokoh nasional terpenting di wilayah pendudukan tahun 1948, yang telah menjaga perjuangan isu Palestina, identitas dan afiliasinya, terutama karena namanya sudah identik dengan al-Quds dan al-Aqsha selama bertahun-tahun.
Pada hari Rabu (18/8/2021), pengadilan pendudukan Israel memutuskan untuk memperpanjang kurungan isolasi terhadap Syaikh Raed Salah, hingga akhir hukumannya. Kejaksaan Agung Israel meminta perpanjangan kurungan isolasi Syaikh Salah selama enam bulan tambahan.
Syaikh Salah telah ditahan sejak pertengahan Agustus tahun lalu. Menderita kondisi sulit di penjara pendudukan Israel. Dia menjalani hukuman penjara 28 bulan dan sudah menghabiskan masa tahanan selama 11 bulan. (PIC)