Spirit of Aqsa – Rencananya, parlemen negara bagian California bulan depan akan melakukan voting terhadap RUU AB 101 yang akan memungkinkan distrik pendidikan sekolah lokal untuk memilih kurikulum studi etnis untuk siswa mereka. Di antaranya, sebuah silabus kurikulum yang menganggap Israel sebagai negara apartheid dan mendorong siswa untuk memboikotnya.
RUU AB 101 memberikan distrik sekolah kebebasan untuk memilih silabus studi etnis dan menjadikannya mata pelajaran wajib bagi siswa sekolah menengah.
Salah satu kurikulumnya disebut “Liberal Curriculum Model for Ethnic Studies (LESMC)” yang mengadopsi sejarah versi Palestina dan menggambarkan “Israel” sebagai negara apartheid, melatih siswa dalam kampanye boikot, divestasi dan sanksi (BDS), dan mendefinisikan Zionisme sebagai “ideologi kolonial nasional dan bahwa ada “apartheid” di Israel.
Situs web pendidikan yang menyiapkan kurikulum ini menyebutkan bahwa mereka mencita-citakan guru untuk menjadi bagian dari gerakan yang lebih besar yang memberikan suara dukungan kepada orang-orang yang terpinggirkan.
Situs ini menyediakan “perangkat” dan definisi yang menganggap institusi yang berafiliasi dengan lobi pro-pendudukan Israel di Amerika Serikat sebagai “organisasi Zionis, tujuan utamanya adalah untuk menghambat pengembangan pendekatan anti-rasis.”
Organisasi pro-Israel di Amerika Serikat melaunching beberapa kampanye untuk membatalkan RUU yang akan memberikan kepada distrik sekolah kebebasan untuk memilih kurikulum studi etnis. Sekitar 100 pemimpin komunitas Yahudi California minggu lalu mengirim surat kepada anggota parlemen lokal California untuk memperingatkan agar tidak meloloskan RUU tersebut dan menuduhnya sebagai “anti-Semit”.
Urgensi RUU tersebut adalah bahwa hal itu membuat studi etnis sebagai persyaratan kelulusan. Distrik sekolah tidak diharuskan untuk menggunakan versi “bersertifikat” dimana ada 14 distrik sekolah California mengadopsi kurikulum ini yang mencakup versi sejarah versi Palestina untuk siswa mereka. (PIC)