Militer Israel bersiap mengerahkan kekuatan besar untuk melanjutkan agresi di Gaza. Stasiun televisi Channel 12 melaporkan pada Senin (1/9), mulai Selasa (2/9),Israel akan memobilisasi 60 ribu tentara cadangan guna memperkuat operasi militer.

Tahap awal akan melibatkan lima brigade cadangan dengan total 15 ribu personel. Mereka akan ditempatkan di perbatasan Lebanon, Suriah, dan Tepi Barat untuk menggantikan pasukan reguler yang diproyeksikan bertempur di Gaza.

Reuters mengutip sumber-sumber militer yang menyebutkan, operasi Israel diperkirakan akan berlangsung beberapa pekan bahkan berbulan-bulan, dengan alasan evakuasi warga sipil dari zona tempur yang diperkirakan berlanjut hingga Oktober mendatang.

Dukungan Trump dan Keraguan Militer

Harian Haaretz melaporkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memberi tahu kabinetnya bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendukung operasi tersebut dengan syarat dijalankan secara cepat.

Namun, laporan Channel 13 menyingkap keraguan di tubuh militer Israel sendiri. Menurut estimasi internal, serangan darat untuk menduduki Gaza bisa menewaskan hingga 100 tentara Israel. Bahkan disebutkan, militer tidak sepenuhnya yakin dengan efektivitas operasi ini, dan lembaga keamanan Israel sejalan dengan pandangan tersebut.

Korban Militer yang Terus Bertambah

Sementara itu, Haaretz dalam laporan sebelumnya menyebutkan bahwa sejak dimulainya serangan balik Hamas pada 7 Oktober 2023 melalui Operasi Al-Aqsa Flood, sedikitnya 900 tentara Israel telah tewas.

Rencana pengerahan besar-besaran ini menandai eskalasi baru dalam perang yang hampir memasuki tahun kedua, dengan bayang-bayang korban besar di kedua belah pihak dan Gaza yang terus terjebak dalam blokade mematikan.

Sumber: Al Jazeera, Reuters, Channel 12, Channel 13, Haaretz

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here