Sedikitnya tujuh warga Palestina syahid akibat serangan udara brutal Israel di wilayah selatan dan tengah Jalur Gaza pada Selasa dinihari (5/8/2025). Menurut laporan medis, lima dari mereka gugur saat tenda pengungsian di barat Khan Younis dibombardir. Sementara dua lainnya gugur dalam serangan artileri di utara Kamp Nuseirat.

Serangan ini terjadi hanya beberapa jam setelah hari berdarah yang merenggut 56 nyawa warga Gaza, sebagian besar dari mereka adalah pencari bantuan yang tengah menanti makanan. Tragedi kemanusiaan ini mencerminkan wajah paling kejam dari blokade dan penjajahan yang berlangsung tanpa henti sejak 7 Oktober 2023.

Kementerian Kesehatan Gaza mencatat, dalam 24 jam terakhir, enam warga (termasuk seorang bayi) syahid karena kelaparan dan gizi buruk. Lonjakan korban kelaparan kini menjadi salah satu babak tergelap dalam sejarah kekejaman di abad ini.

Sumber medis di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsha melaporkan tiga korban tambahan yang syahid pagi ini akibat serangan udara yang menghantam rumah di Deir al-Balah, jantung Jalur Gaza yang kini hancur.

Sejak 27 Mei lalu, jumlah warga Palestina yang gugur karena kelaparan dan penantian sia-sia akan bantuan telah mencapai 1.516 jiwa, dengan lebih dari 10.067 lainnya terluka. Setiap harinya, rumah sakit menerima ratusan korban luka dan jenazah dari kalangan pengungsi yang ditembak saat mengantre bantuan.

Penderitaan ini terus diperparah dengan minimnya pasokan makanan dan obat-obatan, serta tembakan langsung dari tentara Israel ke arah warga sipil yang berdiri di dekat pusat distribusi bantuan.

Kementerian Kesehatan juga mengonfirmasi bahwa total korban genosida Israel sejak Oktober lalu kini menyentuh 60.933 orang syahid dan 150.027 luka-luka. Angka ini bukan sekadar statistik, mereka adalah manusia yang direnggut hak hidupnya di bawah bayang-bayang pendudukan dan pengabaian dunia internasional.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here