Badan PBB untuk Anak-anak (UNICEF) mengungkapkan, rata-rata 28 anak di Gaza syahid setiap harinya akibat serangan bom dan kelaparan yang disebabkan oleh blokade Israel yang telah berlangsung lebih dari 660 hari.
“Anak-anak Gaza tidak hanya mati karena bom, tetapi juga karena gizi buruk, kelaparan, dan hancurnya layanan dasar yang seharusnya menyelamatkan nyawa,” tegas UNICEF dalam pernyataan resminya pada Senin (4/8). “Bayangkan, satu kelas penuh anak-anak lenyap setiap hari.”
UNICEF menegaskan bahwa anak-anak di Gaza membutuhkan makanan, air bersih, obat-obatan, dan perlindungan. Tapi yang paling mendesak dari semuanya adalah: gencatan senjata. Sekarang.
Sementara itu, data PBB menunjukkan bahwa lebih dari 1.500 warga Palestina telah syahid sejak Mei lalu saat mencoba mendapatkan bantuan kemanusiaan di titik distribusi yang kini dijaga militer Israel, atau di sepanjang jalur bantuan yang sebelumnya dikoordinasikan lembaga-lembaga PBB.
Kementerian Kesehatan Gaza pada Sabtu lalu menyampaikan bahwa korban jiwa akibat tembakan saat mengantre bantuan telah mencapai 1.422 orang, dengan lebih dari 10.000 lainnya terluka sejak 27 Mei. Di luar itu, lebih dari 150 warga Gaza wafat karena kelaparan, kekurangan gizi, dan dampak langsung dari perang pengepungan serta kebijakan pemusnahan massal yang dilakukan Israel.