Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menilai temuan investigasi media Amerika mengenai penggusuran dan penguburan jasad warga Palestina di kuburan dangkal dekat Gerbang Zikim, Gaza utara, sebagai bukti kuat bahwa Israel sengaja mengubah jalur bantuan kemanusiaan menjadi “perangkap maut” bagi warga yang kelaparan dan mencari pertolongan.

Laporan investigatif yang dirilis CNN, Rabu lalu, mengungkap bahwa militer Israel menggusur jasad para Syahid Palestina dari area tempat antrean bantuan, lalu menguburkannya secara sembarangan di liang dangkal yang tidak memiliki identitas. Dalam sejumlah kasus, jasad bahkan dibiarkan terbuka, membusuk di tanah lapang tanpa pernah diambil.

Menurut CNN, para warga itu tewas akibat tembakan acak dari pasukan Israel di sekitar gerbang bantuan. Temuan tersebut disusun dari ratusan video, foto, serta wawancara dengan saksi mata dan para sopir truk bantuan yang melintasi rute tersebut.

Para pakar hukum yang diwawancarai menilai praktik memperlakukan jasad dengan cara demikian, termasuk menguburkannya di kuburan tak dikenal, dapat dikategorikan sebagai pelanggaran hukum internasional.

Kesaksian yang Mengguncang

Enam sopir truk bantuan yang bertugas di jalur Zikim menggambarkan pemandangan jasad yang berserakan, membusuk, dan menjadi sasaran buldoser Israel sebagai sesuatu yang nyaris terjadi setiap hari. Mereka menyatakan, alat berat kerap menggeser jasad-jasad itu lalu menumpuknya di atas pasir.

Seorang tentara Israel turut mengakui kepada CNN bahwa sembilan jasad warga Palestina yang tidak bersenjata dibiarkan tergeletak di sekitar basisnya selama hampir dua hari pada awal 2024. “Bau tubuh yang membusuk sangat menusuk. Anjing-anjing mulai mengais dan memainkan tulang-tulang mereka,” katanya.

“Komandan kami kemudian memerintahkan buldoser untuk menutupinya dengan pasir. Melihat begitu banyak jasad tak berdaya di sekitar kita… anjing memakan anggota tubuh mereka… itu benar-benar pemandangan yang mengerikan,” lanjutnya.

Citra satelit dan dokumentasi foto turut menguatkan kesaksian ini, menunjukkan kehadiran buldoser Israel secara konsisten dari akhir Juli hingga awal Agustus. Aktivitas alat berat di sekitar Gerbang Zikim terekam sejak pertengahan Juni (segera setelah jalur bantuan dibuka) hingga akhirnya ditutup pada 12 September.

“Kejahatan Perang”

Menanggapi laporan investigasi tersebut, Hamas menegaskan bahwa praktik menggusur jasad warga Palestina dan membiarkan puluhan lainnya membusuk di tempat terbuka merupakan tindakan yang “setara dengan kejahatan perang dan kejahatan terencana” yang menambah panjang catatan pelanggaran dalam genosida Israel terhadap rakyat Palestina.

Hamas menekankan bahwa kekejaman itu bukan insiden terputus, melainkan bagian dari rangkaian pembunuhan sistematis yang dilakukan pasukan Israel di depan mata dunia. Tindakan itu, menurut Hamas, menunjukkan pelecehan terhadap hukum internasional dan prinsip dasar hak asasi manusia.

Kelompok itu juga menuding adanya pembiaran dari Amerika Serikat dan sejumlah negara Barat yang dinilai ikut menutup mata terhadap genosida di Gaza serta menghambat upaya hukum internasional terhadap para pelaku, termasuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Hamas mendesak Mahkamah Pidana Internasional (ICC), Mahkamah Internasional (ICJ), dan pengadilan nasional yang memiliki yurisdiksi untuk memasukkan temuan ini ke dalam berkas investigasi resmi, demi mendorong proses hukum terhadap para pemimpin Israel atas kejahatan terhadap warga Gaza.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here