Spirit of Aqsa, Palestina- Aljazeera melaporkan pernyataan bersama faksi-faksi pejuang kemerdekaan Palestina yang sedang bertempur di Jalur Gaza. Mereka membantah adanya perpecahan dan menegaskan mereka bersatu melawan penjajahan Israel di Tanah Palestina.
Pernyataan ini dikeluarkan oleh kepemimpinan pusat aliansi faksi Palestina setelah pertemuan di Beirut, Lebanon, untuk membahas perkembangan agresi terhadap Gaza. Pertemuan dihadiri oleh perwakilan dari Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Jihad Islam, Front Pembebasan Palestina (Komando Umum), Front Perlawanan Rakyat, Gerakan Pembebasan Palestina, Pasukan Petir (Angkatan Perlawanan), dan Gerakan Fatah Intifada.
Dalam pernyataan tersebut, faksi pejuang Palestina secara spesifik menyatakan sikap bersatu terkait gencatan senjata di Jalur Gaza dan mencapai kesepakatan pertukaran berdasarkan prinsip ‘semua untuk semua’.
Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa peserta sepakat pada sikap perlawanan bersatu untuk menghentikan agresi terhadap Gaza, penarikan pasukan Israel dari wilayah Jalur Gaza, memasukkan bantuan kemanusiaan, pengiriman bantuan medis dan bahan bakar, evakuasi korban luka untuk pengobatan di luar negeri, dan pertukaran tawanan berdasarkan prinsip ‘semua untuk semua’.
Fraksi-fraksi tersebut juga mengajak negara-negara Arab, Islam, dan dunia untuk memberikan dukungan lebih lanjut kepada ketahanan dan perlawanan rakyat Palestina.
Mesir di Tengah Pusaran Negosiasi Gencatan Senjata
Beberapa hari yang lalu, Kepala Badan Intelijen Mesir Abbas Kamel menyampaikan inisiatif Mesir kepada delegasi Hamas yang mengunjungi Kairo. Inisiatif tersebut bertujuan mencapai gencatan senjata di Gaza, kesepakatan pertukaran tawanan antara Gaza dan tahanan Israel dalam tiga tahap.
Tahap pertama:
Kesepakatan ini mencakup kesepakatan kemanusiaan yang berdurasi 7 hingga 10 hari di mana Hamas akan membebaskan seluruh tawanan warga sipil, termasuk perempuan, anak-anak, orang sakit, dan orang lanjut usia, sebagai imbalan bagi Israel untuk melepaskan warga Palestina dalam jumlah yang sesuai dan disepakati, sebagai berikut:
- Gencatan senjata total di seluruh wilayah Jalur Gaza di kedua sisi, penarikan pasukan Israel jauh dari sekitar pusat penduduk sipil, dan memungkinkan kebebasan pergerakan warga dari selatan ke utara, serta pergerakan mobil dan truk, pada saat Hamas berkomitmen untuk menghentikan segala bentuk operasi melawan Israel.
- Menghentikan segala bentuk aktivitas udara Israel, termasuk drone dan pesawat pengintai, di seluruh wilayah Jalur Gaza.
- Mengintensifkan masuknya bantuan kemanusiaan dan bantuan (obat-obatan, perbekalan kesehatan, bahan bakar, dan makanan) ke seluruh wilayah Jalur Gaza, terutama antara Gaza dan Jalur Gaza bagian utara.
Fase kedua:
Tahap kedua mencakup pembebasan semua tentara wanita yang ditahan oleh Hamas, dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel yang disepakati oleh kedua belah pihak, serta penyerahan seluruh jenazah yang ditahan oleh kedua belah pihak sejak beroperasi pada 7 Oktober 2023. Tahap ini diperpanjang untuk jangka waktu 7 hari, sesuai standar dan prosedur pada tahap pertama.
Tahap Ketiga
Perundingan akan berlangsung selama jangka waktu satu bulan mengenai pembebasan semua tentara Israel yang ditahn oleh Hamas, sebagai imbalan atas pembebasan sejumlah tahanan Palestina yang berada di penjara-penjara Israel yang disepakati oleh kedua belah pihak, dengan ketentuan bahwa pada tahap ini Pasukan Israel ditarik ke luar perbatasan Jalur Gaza, dengan berlanjutnya gencatan senjata, semua aktivitas udara, dan komitmen Hamas untuk menghentikan semua aktivitas militer terhadap Israel.