Spirit of Aqsa, Palestina- Pakar militer, Mayor Jenderal Fayez Al-Duwairi, menegaskan, militer Israel tidak mencapai prestasi militer apapun selama 48 hari membantai Jalur Gaza.
Terkait klaim PM Benjamin Netanyahu yang menyebut pembebasan tawanan merupakan buah operasi militer, Al-Duwairi menyebut hal tersebut keliru besar. Apalagi, Hamas sejak awal sudah menawarkan pembebasan tawanan tanpa mekanisme pertempuran, tapi Israel angkuh ingin membebaskan mereka secara militer.
“Meskipun Israel melakukan penetrasi lebih dari dua kilometer ke Gaza, tapi mereka tidak secara efektif menguasai wilayah tersebut. Militer bahkan tidak membebaskan satu pun tahanan tentara Israel serta tawanan di Jalur Gaza, yang berarti tidak mencapai satu pun pencapaian nyata,” ujarnya, dikutip Al Jazeera, Kamis (30/11).
Dia menegaskan, pembebasan tahanan dan tawanan secara militer “tidak mungkin dilakukan oleh Israel. Itu karena mereka tidak berhasil melakukannya setelah menjatuhkan lebih dari 40 ton bom di Jalur Gaza.
Al-Duwairi mengatakan, Al-Qassam sampai saat ini bisa mengendalikan pertempuran dengan baik serta siap menerima eskalasi baru dan menyikapinya dengan cara yang lebih sulit dibandingkan tahap sebelumnya.
“Israel akan membayar mahal untuk memulihkan semua tahanan. Jika kita melihat kesepakatan pertukaran Gilad Shalit, kita akan tahu apa yang menanti Israel,” ujar Al-Duwairi.
Pertukaran tentara Israel Gilad Shalit terjadi pada 2011 berdasarkan kesepakatan. Shalit dibebaskan dengan imbalan 1.027 tahanan Palestina, termasuk pemimpin Hamas Yahya Sinwar.