Ledakan bom di Rafah, Jalur Gaza Selatan, kembali mengguncang pasukan Israel. Sumber militer Israel mengakui dua tentaranya tewas dan delapan lainnya terluka. Namun, media Israel menyebut jumlah korban lebih besar: empat tentara tewas dan delapan terluka (sebagian dalam kondisi kritis) di sebuah kawasan yang disebut-sebut sebagai “zona aman” bagi militer Israel.
Menurut laporan Hadshot B’Zman, korban tewas termasuk seorang komandan kompi, dua perwira, dan sopir mereka. Peristiwa ini menjadi tamparan telak bagi propaganda Israel yang selama ini mengklaim pasukannya bergerak di area terkendali dan aman.
Di saat bersamaan, Jaringan Al-Quds melaporkan bahwa pejuang Palestina melancarkan serangan penyergapan di Gaza utara. Kabar yang beredar menyebut adanya korban di pihak militer Israel, menambah daftar panjang kegagalan operasi darat mereka.
Ini bukan insiden pertama. Awal bulan ini, empat tentara Israel tewas ketika ranjau meledakkan tank mereka di Jabalia. Laporan menyebut bom dilempar ke arah kru tank, lalu disusul tembakan yang mengenai komandan. Tank pun terbakar hebat dan seluruh awaknya tewas di tempat.
Rangkaian serangan ini menegaskan bahwa perlawanan Palestina tetap tangguh, meski Israel mengerahkan seluruh kekuatan militernya. Sementara itu, militer pendudukan terus dibayang-bayangi ketakutan terbesar: tentaranya ditangkap hidup-hidup oleh pejuang Gaza.