Spirit of Aqsa- Doctors Without Borders melaporkan, Jalur Gaza mengalami penderitaan yang melampaui imajinasi, terutama di daerah Beit Hanoun, Jabalia, dan Beit Lahia, yang menghadapi serangan paling brutal dan keras sejak awal pembantaian.
Menurut Doctors Without Borders, wilayah tersebut mengalami gempuran intens dari serangan udara Israel yang tidak pandang bulu, menyebabkan korban sipil dalam jumlah besar dan menciptakan situasi yang kini berubah menjadi mimpi buruk.
“Pasukan Israel di wilayah tersebut mengeluarkan perintah evakuasi yang mustahil dilakukan. Banyak orang yang mencoba meninggalkan daerah tersebut dilaporkan mengalami penangkapan sewenang-wenang secara massal atau ditembak saat berusaha melarikan diri,” demikian pernyataan Doctors Without Borders, dikutip Al Jazeera, Rabu (6/11/2024).
Beberapa staf Doctors Without Borders beserta keluarganya juga terjebak di daerah-daerah itu dan menyaksikan kekejaman ini secara langsung. Mereka dilanda ketakutan luar biasa akan keselamatan nyawa mereka, terutama setelah banyak petugas medis Doctors Without Borders syahid dalam serangan di berbagai wilayah Gaza.
Lebih lanjut, organisasi tersebut mengungkapkan bahwa wilayah yang dinyatakan Israel sebagai “zona kemanusiaan” justru tetap menjadi target serangan secara berkala.
Doctors Without Borders juga menyoroti bahwa sepanjang kampanye “kematian dan kehancuran” Israel ini, penduduk Gaza dihadapkan pada pilihan yang tidak manusiawi: tetap tinggal dan mengabaikan perintah evakuasi, berisiko menjadi target dan tewas, atau meninggalkan rumah dengan mempertaruhkan nyawa mereka dalam pelarian.
“Kekejaman demi kekejaman terjadi pada tingkat yang tak pernah kami saksikan sebelumnya dalam sejarah operasional kami di Dokter Lintas Batas,” demikian Doctors Without Borders.