Seorang pemuda Palestina, Jasim As-Sadah, dieksekusi secara brutal saat tengah tertidur di tempat tidurnya. Insiden ini terjadi saat pasukan Israel menyerbu Desa Jit, sebelah timur Qalqiliya, di utara Tepi Barat, Rabu (27/5) dini hari.

Menurut laporan kantor berita Palestina, WAFA, dan kesaksian keluarganya, pasukan Israel menerobos masuk ke desa, menggerebek sejumlah rumah warga, termasuk rumah keluarga Jasim.

Tanpa peringatan, mereka mendobrak pintu, menyerbu masuk, lalu melepaskan empat tembakan ke arah Jasim yang tengah tidur. Ia dibiarkan terkapar dalam genangan darahnya sendiri.

Pasukan pendudukan sempat menahan jenazah Jasim sebelum akhirnya menyerahkannya ke tim medis Bulan Sabit Merah Palestina di gerbang desa.

Jasim, anak bungsu dalam keluarganya, dikenal sebagai pemuda sederhana yang menggantungkan hidup dari berjualan di atas gerobak kecil di kampung halamannya. Hidupnya direnggut tanpa alasan. Tidurnya dijadikan alasan untuk dieksekusi—tanpa perlawanan, tanpa proses hukum.

Tragedi ini hanyalah satu dari ratusan episode berdarah yang kini menyelimuti Tepi Barat. Seiring genosida yang tengah berlangsung di Gaza, tentara Israel dan para pemukim ilegal terus menggencarkan serangan ke wilayah-wilayah Palestina, termasuk Al-Quds Timur.

Berdasarkan data otoritas Palestina, lebih dari 969 warga Palestina telah gugur di Tepi Barat sejak agresi dimulai, dengan sekitar 7.000 orang terluka dan lebih dari 17.000 lainnya ditangkap.

Setiap angka adalah nyawa. Dan setiap nyawa punya cerita—seperti Jasim, sang pedagang kecil yang ditembak dalam tidur.

Sumber: Al Jazeera, WAFA

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here