Spirit of Aqsa, Jakarta- Sejarawan Islam Ustaz Arifin Nugroho menegaskan, Masjid Al-Aqsha merupakan bagian dari akidah umat Islam. Sehingga, akidah seorang muslim dipertanyakan jika tidak marah ketika mendengar Masjid Al-Aqsha dinistakan oleh penjajah Israel.
Selama tiga hari berturut-turut, penjajah Israel menyerang jamaah i’tikaf di Mushalla Al-Qibli, Masjid Al-Aqsa. Penjajah Israel menyerang jamaah menggunakan granat dan gas air mata. Mereka juga memukuli para jamaah secara tidak manusiawi. Akibatnya, 200 orang dikabarkan luka-luka dan 400 ditangkap oleh penjajah.
“Maka bagi mereka ketika simbol ini (Masjid Al-Aqsa) dihinakan tidak ada rasa marah hingga sedih maka perlu dipertanyakan akidahnya,” kata Ustaz Arifin dalam diskusi daring di kanal YouTube Spirit of Aqsa, dikutip Rabu (5/4).
Ustaz Arifin juga menjelaskan, satu-satunya negara yang belum merdeka di dunia saat ini adalah Palestina, di mana terdapat kiblat pertama umat Islam, yaitu Masjid Al-Aqsa di kota Al-Quds.
Dia menekankan, umat Islam harus mempertahankan dan membela dua tanah, yaitu tanah air dan tanah suci, yang menjadi teladan bagi Nabi Muhammad yang mencintai tanah kelahirannya, Mekkah, dan menjadi kewajiban umat Islam di seluruh dunia untuk mempertahankan tanah suci.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika umat Islam di Palestina selalu menyerukan bahwa Masjid Al-Aqsa adalah bagian dari akidah. Seperti ketika ada orang yang menistakan Alquran, umat Islam harus merasa marah. Demikian juga ketika Al-Quds saat ini tengah dijajah oleh penjajah Israel, umat Islam harus marah.
“Alquran diinjak kita marah, kalimat tauhid dibuang ke tempat sampah kita marah, Nabi Muhammad dihina kita marah, kenapa? Karena itu adalah akidah. Termasuk sekarang ketika kiblat pertama umat Islam, Masjid Al-Aqsa dijajah, maka kita harus marah,” ucap dia.