Spirit of Aqsa, Palestina- Tentara Penjajah Israel (IDF) menangkap empat warga Palestina di Tepi Barat dan Al-Quds. Salah satu korban penangkapan itu adalah pemimpin pejuang Palestina di Jalur Gaza.
Penangkapan tersebut terjadi selama kampanye penangkapan besar-besaran yang digencarkan penjajah Israel sejak Kamis (12/1) hingga Jumat dini hari (13/1).
Di Jenin, pasukan penjajah menangkap Abdel Baset al-Hajj, pemimpin pejuang Palestina di Jalur Gaza. Dia baru dibebaskan dari penjara Israel dua bulan lalu. Dia ditangkap dan menghabiskan 21 bulan dalam penjara Israel dengan status tahanan administratif.
Al-Hajj menderita masalah kesehatan, terutama sakit di punggung. Penyakit itu diderita karena sering mendapat perlakuan tidak manusiawi dari penjajah Israel. Dia sudah bolak-balik dari penjara, dan tercatat sudah 20 tahun hidup dari balik jeruji.
Di Tubas, pasukan penjajah Israel menangkap seorang pemuda dari kota Aqaba, dan menyerahkan tiga surat pemberitahuan untuk menyerah. Direktur Captive Club di Tubas, Kamal Bani Odeh, menyatakan, IDF menyerbu kota, menangkap Suhaib Muhammad Abu Arra (28 tahun), menggerebek dan menggeledah beberapa rumah, dan menyerahkan komunikasi kepada Saif Adnan Al-Shawish, Khaled Muhammad Abu Arra, dan Khaled Muhammad Abu Hamad. untuk menyerahkan diri pada kecerdasan.
Di Ramallah, pasukan penjajah menangkap seorang pemuda, Ibrahim Nasr Al-Zubaidi, dari kamp Al-Jalazoun. Di Al-Quds, pasukan penjajah mencegah pemuda di bawah usia empat puluh tahun memasuki Masjid Al-Aqsa, memaksa mereka untuk melakukan sholat subuh di dekat Gerbang Singa.
Tadi malam, pasukan penjajah Israel menangkap Munther Hamada setelah menggerebek rumahnya di kota Sur Baher, dan membawanya ke pusat interogasi “Al-Mascobiyya”, mencegahnya berkomunikasi dengan pengacara.
Hamada adalah suami dari Fadwa Hamada, korban penangkapan yang dijatuhi hukuman sepuluh tahun di pusat penahanan pendudukan. Mereka memiliki lima anak.