Spirit of Aqsa, Palestina – Jatuhnya mata uang Libanon hingga melebihi 15.500 pound per satu dolar Amerika berdampak negatif bagi pengungsi Palestina di Libanon. Mereka harus menghadapi kenyataan hidup yang sangat sulit.
Meskipun penghasilan yang didapatnya tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan kenaikan nilai tukar dolar AS? Harga bahan pangan dan persediaan serta bahan bakar ditentukan menurut nilai tukar dolar di pasar gelap.
Gaji dalam pound dan harga dalam dolar
Hamzah menjelaskan bahwa 800 ribu pound cukup baginya untuk memenuhi kebutuhan rumah. Akan tetapi dengan nilai tukar mata uang Libanon yang rendah terhadap dolar Amerika sangat berdampak besar. Jumlah tersebut tidak lagi bisa menutupi biaya kunjungan ke “koperasi” untuk membeli beberapa barang rumah tangga. Kini 800.000 pound Libanon senilai kira-kira hanya 51 dolar Amerika.
Upah rendah harga tinggi
Al-Aridi mengeluh, “Situasinya sangat memprihatinkan. Upah saya tidak cukup bagi saya untuk membayar sewa rumah, sementara saya mengandalkan hutang dari keluarga saya untuk membeli kebutuhan saya.”
Pada gilirannya, pengungsi Palestina Mujahid Dahsha berkata, “Upah harian pekerja Palestina berkisar dari 25 ribu pound Libanon sampai 50 ribu pound Libanon (dari satu dolar hingga tiga dolar), dan itu adalah kehidupan yang sangat sulit, terutama dalam kondisi ekonomi yang sulit ini.”
Dia melanjutkan, “Dulu kami hidup dengan sekitar 150 ribu hingga 250 ribu pound Libanon, untuk biaya selama sebulan penuh. Sementara hari ini kami membeli kebutuhan dari pasar senilai satu juta pound, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan selama setengah bulan saja.”