Israel kembali menghalangi upaya kemanusiaan di Gaza. Kali ini, Israel belum memberi izin masuk alat berat yang dibutuhkan untuk membersihkan reruntuhan dan mencari ribuan warga Palestina yang masih hilang sejak serangan udara besar-besaran berlangsung.

Selama tujuh hari terakhir, jurnalis Al Jazeera yang melaporkan langsung dari lapangan menggambarkan kondisi Kota Gaza sebagai “kehancuran total”. Hampir seluruh bangunan (rumah, sekolah, masjid, hingga rumah sakit) rusak berat atau hancur. Tidak ada satu pun kawasan yang selamat dari serangan.

Kawasan yang sebelumnya hanya mengalami kerusakan sebagian kini berubah menjadi puing. “Seolah seluruh wilayah ini telah dihapus dari peta,” lapor mereka.

Kebutuhan akan alat berat seperti eskavator dan crane menjadi mendesak. Selain untuk membuka akses jalan, alat tersebut diperlukan untuk mengangkat 55 juta ton reruntuhan yang menimbun lebih dari 10 ribu warga Palestina yang masih dinyatakan hilang. Namun Israel tetap menahan izin masuk peralatan tersebut.

Penundaan ini bukan yang pertama. Pada Januari lalu, saat fase awal gencatan senjata dalam kesepakatan sebelumnya, militer Israel juga secara sengaja menghalangi masuknya bantuan penting, termasuk peralatan teknis untuk penyelamatan dan rekonstruksi awal.

Kebijakan ini memperkuat tudingan komunitas internasional bahwa Israel menggunakan bantuan kemanusiaan sebagai alat tekanan politik, sekaligus memperlambat proses penyelamatan korban sipil di Gaza.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here