Spirit of Aqsa, Jakarta – Legenda Argentina dan juga salah satu pemain terbaik di dunia, Diego Maradona, menghebuskan nafas terakhir pada Rabu (25/11). Berita itu membuat terhenyak seluruh pecinta sepakbola di seluruh dunia. Pasalnya, dia dilaporkan dalam keadaan baik-baik saja usai merampungkan operasi.
Operasi otak ini dilakukan karena Maradona mengalami pembekuan darah di otaknya dan dinyatakan baik-baik saja serta keluar dari rumah sakit pada 11 November 2020 lalu.
Namun, takdir berkata lain. Maradona harus dijemput Yang Maha Kuasa akibat serangan jantung pada 25 November 2020. Usaha telah dilakukan termasuk melarikannya ke rumah sakit. Akan tetapi, suratan takdir seakan menggariskan bahwa sang legenda harus tutup usia.Kepergian Diego Maradona tak ayal membuat dunia sepak bola terguncang.
Kiprahnya di lapangan pun meninggalkan memori yang sulit dilupakan para pecinta si kulit bundar.Selain kiprahnya di lapangan, tindak-tanduk Maradona di luar lapangan juga membawa kenangan tersendiri bagi segelintir pihak, salah satunya adalah warga Palestina.
Maradona menegaskan diri menjadi orang Palestina kendati negara tersebut tak lagi ada dalam peta akibat pergulatan politik dengan Israel. Penegasan ini diberikannya pada Piala Dunia 2018 silam di Rusia.Saat itu, Maradona bertemu dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.
Dalam laporan The Times of Israel, legenda Napoli ini mengakui bahwa dalam hatinya, ia adalah warga Palestina di depan Mahmoud Abbas. (Indosport)