Jumlah jurnalis Palestina yang gugur syahid sejak dimulainya agresi militer Israel di Gaza terus bertambah. Hari ini, Selasa (14/5), Kantor Media Pemerintah Gaza mengumumkan bahwa angka tersebut telah mencapai 215 orang, setelah Israel kembali melakukan pembunuhan terencana terhadap jurnalis senior Hassan Islayih, Direktur Kantor Berita Elm 24.

Dalam pernyataan resminya, kantor media menyebutkan bahwa militer Israel melakukan serangan langsung ke arah Islayih saat ia sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Nasser, wilayah selatan Gaza. Sebelumnya, Islayih sudah mengalami luka serius akibat serangan drone dalam percobaan pembunuhan sebelumnya, dan saat itu masih dalam masa penyembuhan.

Serangan awal terhadap Islayih terjadi pada 7 April lalu, ketika tenda tempatnya berteduh di depan RS Nasser diserang rudal Israel. Dalam serangan itu, dua jurnalis Palestina lain yang sedang bersamanya gugur seketika.

Kantor Media Pemerintah Gaza mengutuk keras pembunuhan sistematis yang terus menyasar kalangan jurnalis. Mereka menyebutnya sebagai penargetan yang disengaja dan berulang”, serta menyerukan lembaga-lembaga HAM dan asosiasi pers internasional untuk menyatakan sikap tegas terhadap kejahatan yang terus dibiarkan ini.

“Israel dan negara-negara pendukungnya seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Prancis harus bertanggung jawab penuh atas kejahatan terhadap para jurnalis Palestina,” tegas mereka.

Kantor tersebut juga kembali mendesak komunitas internasional dan organisasi pembela kebebasan pers agar segera bertindak menghentikan genosida yang berlangsung di Gaza, serta memberikan perlindungan nyata bagi para jurnalis yang menjadi target militer Israel.

Sejak 7 Oktober 2023, Israel terus menggempur Gaza dengan pembunuhan massal, penghancuran, kelaparan, dan pengusiran paksa, di tengah pembangkangan terhadap seruan internasional maupun putusan Mahkamah Internasional.

Agresi ini telah menyebabkan lebih dari 172 ribu warga Palestina menjadi korban antara gugur dan luka-luka, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan, serta lebih dari 11 ribu masih hilang, dalam situasi yang makin memburuk akibat blokade total dan kelangkaan kebutuhan pokok.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here